Page 108 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 108

E.   Rasa Bersalah
                                     Rasa bersalah muncul saat manusia menyangkal potensinya,
                               gagal  melihat  secara  akurat  kebutuhan  dari sesamanya, atau lupa
                               akan ketergantungannya pada alam. Baik kecemasan maupun rasa
                               bersalah bersifat  ontologis, yaitu merujuk pada sifat alamiah dari
                               suatu keadaan dan bukan perasaan  yang muncul dari situasi atau
                               pelanggaran spesifik.

                                     Secara keseluruhan, May mengidentifikasikan 3 bentuk dari
                               perasaan bersalah ontologis, yang masing-masing berkorelasi
                               dengan tiap bentuk being-in-the-world, yaitu Umwelt, Mitwelt,
                               Eigenwelt.

                               d) Rasa Bersalah – Umwelt


                                    Rasa  bersalah ontologis dapat mucul dari     kurangnya
                                 kesadaran  terhadap  being-in-the-world  seseorang. Berkembang-
                                 nya teknologi juga dapat menyebabkan manusia semakin jauh
                                 dan terlepas dari alam (Umwelt). Tipe dari rasa bersalah ini
                                 adalah hasil dari keterpisahan manusia dengan alam. May
                                 menyebutnya sebagai    rasa  bersalah  karena keterpisahan
                                 (separation guilt), konsep yang mirip dengan gagasan Fromm
                                 mengenai dilema manusia.

                                  Rasa bersalah – Mitwelt

                                     Muncul dari ketidakmampuan manusia untuk secara akurat
                                 melihat dunia orang lain (Mitwelt). Manusia hanya dapat melihat
                                 dan menilai kebutuhan orang lain dari sudut pandang dirinya
                                 sendiri.  Hal  ini  membuat  manusia  merasa  tidak cukup baik
                                 dalam   hubungannya   dengan   orang   lain,   yang   kemudian
                                 berujung pada kondisi perasaan bersalah. May mengatakan
                                 bahwa hal ini bukanlah kegagalan moral, tapi hal ini adalah hasil
                                 yang tidak dapat dihindari dari kenyataan bahwa masing-masing
                                 orang adalah individu yang berbeda dan terpisah, serta tidak
                                 mempunyai pilihan selain melihat dunia melalui sudut pandang
                                 (kita) masing-masing.

                               e) Rasa bersalah – Eigenwelt

                                     Diasosiasikan dengan penyangkalan manusia atas potensi
                                 yang dimilikinya dan kegagalan dalam memenuhinya atau dapat
                                 dikatakan   rasa  bersalah   berdasarkan   hubungan   manusia
                                 dengan diri sendiri (Eigenwelt). Rasa bersalah ini bersifat
                                 universal, karena tidak ada satupun dari manusia yang dapat
                                 secara tuntas memenuhi potensinya.


                               Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial      Halaman 59
 96    Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial  Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial  97
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113