Page 83 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 83
psikotik (P), tetapi Eysenck tidak menutup kemungkinan bahwa tingkat rangsangan kortikal yang lebih tinggi, sehingga mempunyai
dimensi lain dapat ditambahkan. ambang sensoris yang lebih rendah dan mengalami reaksi yang
Neurotisme dan psikotik tidak terbatas hanya pada individu lebih banyak pada stimulasi sensoris. Orang introver dengan
yang patologis, meskipun orang yang mengalami gangguan ambang sensoris bawaan yang rendah untuk dapat mempertahan
cenderung mempunyai skor yang lebih tinggi daripada individu tingkat stimulasi yang optimal, akan menghindari situasi yang akan
normal dalam skala yang mengukur neurotisme dan psikotik. menyebabkan ketegangan yang terlalu tinggi. Oleh sebab itu orang
Eysenck menilai faktor neurotisme dan psikotik sebagai bagian dari introver menghindari aktivitas-aktivitas seperti kegiatan sosial yang
struktur kepribadian normal. Ketiga faktor bersifat bipolar, dengan menantang.
ekstraversi mempunyai kutub yang berseberangan dengan intro- Superfaktor kedua Eysenck yaitu neurotisme memiliki
versi, neurotisme mempunyai kutub yang berseberangan komponen hereditas yang kuat. Eysenck melihat beberapa
dengan stabilitas, dan faktor psikotik mempunyai kutub yang penelitian telah menemukan bukti dari dasar genetik untuk sifat
berseberangan dengan fungsi superego. neurotik seperti kecemasan, histeria, dan gangguan obsesif-
Eysenck beragumen bahwa setiap faktor memenuhi empat kompusif. Selain itu ia menemukan kesamaan yang lebih besar
kriteria untuk mengindentifikasi dimensi kepribadian. Keempat diantara pasangan kembar identik daripada kembar fraternal dalam
kriteria tersebut yaitu: perilaku antisosial dan asosial seperti kriminalitas di usia dewasa,
gangguan perilaku di masa kanak-kanak, homoseksualitas, dan
1) Ekstraversi dan neurotisme adalah faktor dasar dalam hampir alkoholik. Orang-orang yang mempunyai skor tinggi dalam
setiap kajian analisis faktor dari kepribadian manusia, termasuk neurotisme mempunyai kecenderungan untuk bereaksi berlebihan
beragam versi dari teori lima faktor. secara emosional, dan mempunyai kesulitan untuk kembali ke
2) Eysenck beragumen bahwa teori dasar biologis yang kuat kondisi normal setelah terstimulasi secara emosional. Biasanya
terdapat dalam masing-masing superfaktor tersebut. Pada saat sering mengeluhkan gejala-gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit
yang bersamaan, Eysenck mengatakan bahwa sifat seperti punggung, serta mempunyai masalah psikologis seperti
keramahan dan kesadaran, yang merupakan bagian dari
taksonomi lima faktor tidak mempunyai landasan biologis. kekhawatiran dan kecemasan, akan tetapi, neurotisme tidak selalu
3) Tiga dimensi kepribadian Eysenck masuk akal secara teoritis. mengindikasikan suatu neurosis dalam artian orang dapat saja
Jung dan lainnya telah melihat efek yang berpengaruh dari mempunyai skor tinggi pada neurotisme tetapi terbebas dari gejala
perilaku ekstraversi dan introversi (faktor E), dan Freud psikologis yang bersifat menghambat. Eysenck menerima model
menekankan pentingnya kecemasan (faktor N) dalam pemben- diatesis-stres dari penyakit psikis yaitu beberapa orang rentan
tukan perilaku. Selain itu, psikotik (faktor P) selaras dengan para terhadap penyakit karena mempunyai kelemahan genetis yang
pakar teori seperti Maslow yang menganggap bahwa kesehatan kemudian berinteraksi dengan stres untuk menghasilkan gangguan
psikologis mencakup dari aktualisasi diri (skor P rendah) sampai neurotis. Eysenck berasumsi bahwa manusia yang berada pada
skizofrenia dan psikosis (skor P tinggi). kutub sehat dalam skala N mempunyai kapasitas untuk menolak
4) Eysenk menunjukkan ketiga faktor berkaitan dengan isu sosial, gangguan neurotis, bahkan dalam periode stres yang tinggi. Akan
seperti penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku seksual, tetapi pada orang yang memiliki skor N yang tinggi akan
kriminalitas, mencegah dan penyakit jantung, serta kreativitas. mengalami reaksi neurotis walaupun dalam kadar stres yang
Eysenck mengatakan orang-orang ekstraver mempunyai minimal.
karaktersitik utama, yaitu kemampuan bersosialisasi dan sifat Setelah melihat faktor E dan N, faktor P atau psikotik
impulsif, senang bercanda, penuh gairah, cepat dalam berpikir, merupakan salah satu faktor yang penting bagi Eysenck. Faktor
optimis, serta sifat-sifat lain yang mengindikasikan orang-orang psikotik awalnya tidak langsung menjadi salah satu ekstrak yang
yang menghargai hubungan dengan orang lain, sedangkan introver penting bagi Eysenck namun akhirnya ia menyetarakannya dengan
kebaliknnya. Penyebab utama perbedaan antara orang ekstraver faktor E dan N. Psikotik juga memiliki sifat bipolar, yang memiliki
dan intraver adalah tingkat rangsangan kortikal-suatu kondisi kutub berseberangan dengan super ego. Orang dengan skor psikotik
fisiologis yang sebagian besar diwariskan secara genetik daripada tinggi biasanya egosentris, dingin, tidak mudah menyesuaikan diri,
dipelajari, oleh sebab itu orang ekstrover mempunyai tingkat impulsif, kejam, agresif, curiga, psikopatik dan antisosial. Orang
rangsangan kortikal yang lebih rendah daripada yang introver dengan skor psikotik yang rendah (mengarah pada fungsi super ego)
sehingga akan bereaksi lebih sedikit pada stimulasi sensoris. cenderung bersifat altruis, mudah bersosialisasi, empati, peduli,
Sebaliknya, orang-orang introver mempunyai karekteristik berupa kooperatif, mudah menyesuaikan diri dan konvensional.
Teori Kepribadian Disposisi Halaman 34
72 Teori Kepribadian Disposisi Teori Kepribadian Disposisi 73
Teori Kepribadian Disposisi Halaman 35