Page 84 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 84

tingkat rangsangan kortikal yang lebih tinggi, sehingga mempunyai
                              ambang  sensoris  yang  lebih  rendah dan  mengalami  reaksi  yang
                              lebih  banyak pada  stimulasi  sensoris.  Orang  introver  dengan
                              ambang sensoris   bawaan yang rendah untuk dapat mempertahan
                              tingkat stimulasi yang optimal, akan menghindari situasi yang akan
                              menyebabkan ketegangan yang terlalu tinggi. Oleh sebab itu orang
                              introver menghindari aktivitas-aktivitas seperti kegiatan sosial yang
                              menantang.
                                     Superfaktor kedua Eysenck yaitu neurotisme memiliki
                              komponen   hereditas   yang   kuat.   Eysenck  melihat   beberapa
                              penelitian telah menemukan bukti dari dasar genetik untuk sifat
                              neurotik seperti kecemasan, histeria, dan gangguan obsesif-
                              kompusif.  Selain itu ia menemukan kesamaan yang lebih besar
                              diantara pasangan kembar identik daripada kembar fraternal dalam
                              perilaku antisosial dan asosial seperti kriminalitas di usia dewasa,
                              gangguan perilaku di  masa kanak-kanak, homoseksualitas, dan
                              alkoholik. Orang-orang yang mempunyai skor tinggi dalam
                              neurotisme mempunyai kecenderungan  untuk bereaksi berlebihan
                              secara emosional, dan mempunyai kesulitan untuk kembali ke
                              kondisi normal setelah terstimulasi secara emosional. Biasanya
                              sering mengeluhkan gejala-gejala fisik seperti sakit kepala dan sakit
                              punggung,    serta   mempunyai   masalah   psikologis   seperti
                              kekhawatiran dan kecemasan, akan tetapi, neurotisme tidak selalu
                              mengindikasikan suatu neurosis dalam artian orang dapat saja
                              mempunyai skor tinggi pada neurotisme tetapi terbebas dari gejala
                              psikologis yang bersifat menghambat. Eysenck menerima model
                              diatesis-stres dari penyakit psikis yaitu beberapa orang rentan
                              terhadap penyakit karena  mempunyai kelemahan genetis yang
                              kemudian berinteraksi dengan stres untuk menghasilkan gangguan
                              neurotis.   Eysenck berasumsi bahwa manusia yang berada pada
                              kutub sehat dalam skala N mempunyai kapasitas untuk menolak
                              gangguan neurotis, bahkan dalam  periode stres yang tinggi. Akan
                              tetapi   pada   orang   yang   memiliki   skor   N   yang   tinggi   akan
                              mengalami reaksi neurotis walaupun dalam kadar stres yang
                              minimal.
                                     Setelah  melihat faktor E dan N, faktor P atau psikotik
                              merupakan  salah  satu  faktor  yang penting  bagi  Eysenck. Faktor
                              psikotik awalnya tidak langsung menjadi salah satu ekstrak yang
                              penting bagi Eysenck namun akhirnya ia menyetarakannya dengan
                              faktor E dan N. Psikotik juga memiliki sifat bipolar, yang memiliki
                              kutub berseberangan dengan super ego. Orang dengan skor psikotik
                              tinggi biasanya egosentris, dingin, tidak mudah menyesuaikan diri,
                              impulsif, kejam, agresif, curiga, psikopatik dan antisosial. Orang
                              dengan skor psikotik yang rendah (mengarah pada fungsi super ego)
                              cenderung bersifat altruis, mudah bersosialisasi, empati, peduli,
                              kooperatif,   mudah  menyesuaikan   diri  dan   konvensional.



 72 Teori Kepribadian Disposisi                                 Teori Kepribadian Disposisi  73

                              Teori Kepribadian Disposisi                       Halaman 35
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89