Page 38 - Modul 6 Cerita Masyarakat Indonesia di Zaman Kolonialisme
P. 38
b. Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
Pembubaran VOC pada 1799 belum
mengakhiri kolonialisme dan imperialisme
yang dialami bangsa Indonesia. Rakyat
Indonesia tetap menderita karena tanggal
1 Januari 1800 Indonesia menjadi jajahan
Belanda dan Belanda resmi menjalankan
pemerintahan kolonial dalam arti yang
sebenarnya.
Sama seperti VOC, pemerintah Hindia Belanda juga
mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan
rakyat Indonesia. Kondisi tersebut mendorong
rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap
pemerintahan Hindia Belanda.
1) Perlawanan Rakyat Maluku(Perang Saparua)
Perlawanan dipimpin oleh Pattimura
Seiring pembubaran VOC pada 1779, wilayah Maluku dikuasai
pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Hindi Belanda
monopoli perdagangan masih terjadi di Maluku. Selain itu, penduduk
Maluku diwajibkan kerja rodi dan membuat garam serta ikan asin untuk
diangkut ke kapal-kapal Belanda.
Penderitaan akibat kebijakan Belanda mendorong rakyat Maluku
melakukan perlawanan. Pada 16 Mei 1817 rakyat Maluku di bawah
pimpinan Pattimura menyerang benteng Duurstede dan berhasil
merebutnya dari tangan Belanda. Untuk memadamkan perlawanan
Pattimura, Belanda mengirim pasukan ke Saparua yang bertugas merebut
benteng Duurstede. Akan tetapi, pasukan Belanda dikalahkan oleh
pasukan Pattimura. Selanjutnya, Belanda mendatangkan pasukan dari
pulau Jawa untuk memblokade perairan Maluku. Tidak lama kemudian
Belanda berhasil menduduki Hitu dan Haruku dan merebut benteng
Duurstede. (Irim Rismi.H & Sri Pujiani,2020:77)
Tidak lama kemudian pada 16 Desember 1817 Pattimura, Anthony
Rheebok, Philip Latumahina, dan Said Parintah para pejuang Maluku
30