Page 39 - Modul 6 Cerita Masyarakat Indonesia di Zaman Kolonialisme
P. 39
dihukum gantung di Ambon. Pemimpin perlawanan kemudian digantikan
oleh Martha Christina Tiahahu, seorang pejuang perempuan. Sayangnya,
ia juga ditangkap. Akibat pemberontakan ini, pemerintah Belanda
menerapkan kebijakan ketat. Rakyat Maluku, terutama rakyat Saparua,
dihukum berat. Monopoli rempah-rempah pun di berlakukan kembali oleh
pemerintah Belanda.
Gambar 6.9 Pattimura
Sumber : Buku PR IPS Kelas Gambar 6.10 Martha Christina Tiahahu
Sumber : www.faisalpangker.wordpress.com
VIII,2020
2) Perang Padri di Sumatera Barat (1821-1838)
Awalnya perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Belanda di
Sumatera berkobar di Minagkabau (Sumatera Barat). Perlawanan
terhadap pemerintah Hindia Belanda tersebut dimulai dengan perang
saudara antara kaum Adat dan kaum Paderi. Kaum Padri terdiri dari
kelompok masyarakat Minagkabau yang baru pulang dari Mekkah untuk
menunaikan ibadah haji. Mereka berusaha memurnikan ajaran Islam di
Minangkabau. Salah satu pemimpin kaum Paderi adalah Tuanku Imam
Bonjol. Ide pembaharuan Kaum Paderi berbenturan dengan kelompok
adat atau kaum penghulu. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut
dengan mendukung kaum adat yang posisinya sudah terjepit.
Dalam perjanjian yang ditandatangani pada 10
Februari 1821, kaum adat secara resmi menyerahkan
Minangkabau kepada Belanda. Sebagai imbalannya,
Belanda memberi bantuan dalam memerangi kaum
Padri. Akan tetapi dalam waktu bersamaan di Jawa
terjadi Perang Diponegoro sehingga kedudukan
Belanda terdesak. Akhirnya, Belanda menggunakan
taktik damai dengan kaum Padri. Isi kesepakatan
tersebut adalah kedua belah pihak tidak akan saling
menyerang. Setelah perundingan itu, Belanda Gambar 6. 11 Tuanku Imam Bonjol
Sumber : Buku PR IPS Kelas VIII, 2020
31