Page 17 - EMODUL POE SUPLEMEN KOBA REVISI4
P. 17
b. Sistem Penghantar Obat
Sistem penghantar obat merupakan suatu cara pembawa obat ke dalam tubuh untuk
menuju ke sel target. Sistem penghantar obat selalu dikembangkan karena kebanyakan
senyawa obat (matabolit sekunder) memiliki sifat kelarutan yang rendah dalam air, sehingga
menimbulkan permasalahan dalam bioavailabilitasnya. Obat-obat yang memiliki sifat
stabilitas rendah dan bioavailabilitas rendah akan menimbulkan tingkat toksisitas yang tinggi
(Indrawati, 2018). Oleh sebab itu, diperlukan rancangan sistem penghantar obat yang mampu
mengirimkan obat ke tujuan yang diinginkan, melindungi obat untuk tidak mudah
terdegradasi dalam sirkulasi darah dan memperbaiki sifat kelarutan obat tersebut. Salah satu
aplikasi sistem penghantar obat yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah Solid
Lipid Nanoparticles (SLN).
Solid Lipid Nanoparticles (SLN) merupakan suatu alternatif pengembangan sistem
-9
penghantaran obat yang menggunakan model nano (10 ). Keunggulan model nano ini adalah
rasio permukaan yang tinggi sehingga rasio volume untuk pemuatan obat lebih efisien,
memudahkan fungsionalisasi tertarget pada bagian penargetan biologis, dan ukuran yang
-9
kecil (10 ) untuk mengatasi hambatan di jaringan sehingga tepat sasaran (fahmi, 2019). Pada
bidang farmasi SLN hadir untuk mengatasi masalah/ efek samping yang timbul akibat
pemakaian polimer nanopartikel. Pemakaian polimer nanopartikel yang terbuat dari monomer
dan pelarut organik akan sulit untuk terurai (biodegradable) sehingga berbahaya pada tubuh
(Amalia, 2015). Sedangkan, keunggulan utama dari penerapan SLN karena bahan baku
utamanya adalah lemak yang berasal dari asam lemak esensial, sehingga memberi nilai lebih
karena tidak mempunyai efek samping dan juga mudah terurai (Pardeike, 2009). SLN
merupakan pembawa koloidal berbahan dasar lipid padat berukuran submikronik (50-1000
nm) yang terdispersi dalam air atau dalam larutan surfaktan dalam air, sehingga titik leleh
lipid sangat mempengaruhi pembuatan SLN. SLN berisi inti hidrofob yang padat dengan
disalut oleh fosfolipid lapis tunggal, inti padat berisi senyawa obat yang dilarutkan atau
didispersikan dalam matrik lemak padat yang mudah mencair. Rantai hidrofob fosfolipid
mengelilingi pada matrik lemak, emulgator ditambahkan pada sistem sebagai penstabil fisik
(Rawat, 2006).
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa keuntungan dari SLN sebagai sistem
pengantaran obat dibandingkan dengan partikel pembawa lainnya adalah memungkinkan
pengendalian pelepasan dan pengarahan obat, meningkatkan stabilitas obat, memungkinkan
penyatuan obat-obat lipofilik dan hidrofilik, tidak beracun, dan terbebas dari pelarut organik.
Oleh karena itu, SLN dapat dimanfaatkan sebagai suatu alternatif pengembangan sistem
pembawa koloid lainnya seperti emulsi, liposom, dan polimer nanopartikel (Rahmi, 2010).
Koloid tersebut dapat berupa campuran metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid,
terpenoid, dan saponin yang terdapat pada tumbuhan, yang artinya SLN dapat dijadikan
sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kinerja senyawa aktif metabolit sekunder
(obat) dalam mengatasi penyakit.
Untuk mengolah Caesalpinia bonduc L.-SLN, maka dilakukan tahapan penelitian
yakni sebagai berikut:
E-MODUL SUPLEMEN KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM 17