Page 21 - EMODUL POE SUPLEMEN KOBA REVISI4
P. 21
3) Karakterisasi Caesalpinia bonduc L.-SLN
Berhasil tidaknya proses sintesis Caesalpinia bonduc L.-SLN tersebut, dapat
dibuktikan dengan mengkarakterisasi hasil sintesis Caesalpinia bonduc L.-SLN yang
didapatkan. Pada penelitian ini, karaterisasi menggunakan Particle Size Analyzer (PSA).
Karakterisasi menggunakan Particle Size
Analyzer (PSA) bertujuan untuk menentukan ukuran
rata-rata nanopartikel. PSA menggunakan metode
Dinamyc Light Scattering (DLS) yang memanfaatkan
hamburan inframerah. Hamburan inframerah
ditembakkan oleh alat ke sampel sehingga sampel akan
bereaksi menghasilkan gerak Brown yakni gerak acak
dari partikel yang sangat kecil dalam cairan akibat dari
benturan dengan molekul-molekul yang ada dalam zat
Gambar 5. Alat PSA (Shimadzu SALD-
cair. Gerak inilah yang kemudian di analisis oleh alat, 2300 (Wing SALD II :
semakin kecil ukuran molekul maka akan semakin Version 3.4.4))
cepat gerakannya. (sumber : kamera pribadi)
Pengukuran partikel dengan menggunakan PSA biasanya menggunakan metode basah.
Metode ini dinilai lebih akurat dikarenakan partikel didispersikan ke dalam media sehingga
partikel tidak saling beraglomerasi. Dengan demikian ukuran partikel yang terukur adalah
ukuran dari single particle (Totoki, 2007). Adapun hasil yang didapatkan dari sintesis
Caesalpinia bonduc L.-SLN yakni:
Gambar 6. Hasil PSA Caesalpinia bonduc L.-SLN
Karakterisasi di atas menunjukkan bahwa diameter rata-rata ukuran Caesalpinia
bonduc L.-SLN sebesar 0,392 μ (micro), jika dikonversi ke nano maka hasil yang didapatkan
adalah sebesar 392 nm. Ukuran partikel SLN ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
yaitu submikronik (50-1000 nm) (Rawat, 2006).
E-MODUL SUPLEMEN KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM 21