Page 25 - EMODUL POE SUPLEMEN KOBA REVISI4
P. 25

Hematologi adalah  bidang  studi  kesehatan  yang  mempelajari  tentang  darah  dan
               gangguan darah yang terjadi. Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid
               cair yang mengandung elektrolit. Darah berfungsi untuk mengedarkan substansi yang masuk
               ke  dalam  tubuh  maupun  yang  dihasilkan  tubuh  dari  proses-proses  metabolisme.  Adanya
               gangguan  metabolisme,  penyakit,  kerusakan  struktur  dan/atau  fungsi  organ,  pengaruh
               agen/obat, dan stres dapat diketahui dari perubahan profil darah (nilai hematologi) (Iheidioha,
               2012). Unsur sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), hemoglobin (Hb), hematocrit
               (Ht), sel darah putih (leukosit) dan fragmen sel yang disebut trombosit. Dalam penelitian ini,
               peneliti/  penulis  menguji  beberapa  parameter  hematologi  yaitu  leukosit,  trombosit,  dan
               hemoglobin.

               1)  Leukosit

                      Leukosit dinamakan juga sel darah putih yang terdiri antara lain neutrofil, eosinofil,
               basofil,  limfosit,  dan  monosit.  Sel  tersebut  dihasilkan  oleh  jaringan  hemopoetik  yang
               memiliki peran dalam sistem immun seluler dan humoral untuk melawan terjadinya infeksi di
               dalam tubuh. Peningkatan dan penurunan jumlah leukosit menunjukkan adanya infeksi atau
               radang akut, selain itu juga disebabkan obat-obatan tertentu (Nurrahman, 2019). Batas normal
                                                                            3
               jumlah sel darah putih berkisar dari 7000 sampai 10.000/mm . Bila jumlah sel darah putih
                                    3
                                                                                                 3
               lebih dari 12000/mm , keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm  disebut
               leukopenia  (Price, 2005).  Pada penderita  DM  diketahui bahwa kadar glukosa dalam darah
               yang tinggi dan tidak terkontrol dalam waktu lama dapat menurunkan fungsi fagositosis oleh
               sel  leukosit  sehingga  rentan  terkena  infeksi  dan  menyebabkan  inflamasi  (Syaify,  2012).
               Peningkatan  jumlah  leukosit  juga  secara  tipikal  mengindikasi  adanya  suatu  infeksi  dari
               perkembangan DM tersebut (Sitepu, 2016).

                      Hasil penelitian Caesalpinia bonduc L.-SLN terhadap jumlah leukosit yakni sebagai
               berikut:






























                       Gambar 7. Diagram Batang Rata-Rata Jumlah Leukosit Mus musculus Jantan



                                                               E-MODUL SUPLEMEN KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM   25
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30