Page 15 - Buku Saku Koperasi Syariah
P. 15
14
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.
Tidak tunai dalam ayat ini maksudnya adalah transaksi dengan cara
berhutang, ulama fiqh membagi hutang kepada dua, yaitu hutang uang
dan hutang barang. Hutang uang terjadi pada jual beli yang ditangguhkan
pembayarannya sedangkan hutang barang terjadi pada jual beli salam
dimana penjual sudah menyerahkan uang tunai di awal, sedangkan barang
baru akan diterima dikemudian hari sesuai kesepakatan.
Pada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dijelaskan ketika
Rasulullah datang ke Madinah, beliau mendapati penduduk melakukan
jual beli salam terhadap buah-buahan selama satu tahun dan dua tahun.
Kemudian, Rasul berkata “siapa yang melakukan jual beli salam terhadap
sesuatu hendaklah dengan aturan yang jelas, dan timbangan yang jelas
sampai batas waktu tertentu.”
2) Rukun dan Syarat Salam
a) Muslam (pembeli)
b) Muslam Ilaih (penjual)
c) Modal atau uang
d) Muslam Fih (barang)
e) Shighat (ijab dan qabul)
Pada jula beli salam, Muslam fih (barang) harus memenuhi kriteria-kriteria
tertentu karena pada jenis transaksi ini dilakukan secara pesanan, barang
belum ada wujudnya saat dipesan, maka agar tidak terjadi perselisihan
dikemudian hari, maka perlu diatur beberapa persyaratan :
a) Diketahui jenisnya
b) Diketahui sifat atau kriterianya