Page 122 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 122
Pengayaan Materi Sejarah
Belanda kedua pada Desember 1948, baru jalan diplomasi yang
dilanjutkan kembali pada 1949 membawa keberhasilan bagi
Indonesia.
Semula, Kemerdekaan RI yang diproklamirkan
oleh Sukarno dan Hatta dengan dukungan dari rakyat Indonesia
tersebut, tidak diakui masyarakat dunia. Sebagai sekutu negeri
Belanda dalam Perang Dunia Kedua, negara-negara besar utama
di dunia masih terus mengakui kedaulatan Belanda atas
Indonesia. Oleh karena itu, pasukan-pasukan Inggris pun
dengan segera mendarat di Indonesia untuk melucuti senjata
Jepang dan membuka jalan bagi kembalinya pemerintahan
Belanda. Walaupun, para pemimpin Indonesia memprotes
kembalinya para pejabat pemerintah dan tentara Belanda,
namun saat itu Indonesia belum mempunyai kekuatan militer
untuk mencegahnya.
Di samping berjuang melalui jalur politik dan diplomasi,
para pemimpin negara menyadari pentingnya keberadaan suatu
kekuatan bersenjata dalam sebuah negara. Masalahnya saat itu
adalah bagaimana secara tiba-tiba Indonesia harus berdiri di
atas kakinya sendiri dan, hampir seketika itu juga, harus
menghadapi suatu lawan militer. Jelas, hal ini bukanlah
pekerjaan mudah untuk membentuk angkatan bersenjata yang
1
teratur dengan baik dalam waktu yang sangat singkat. Namun,
dalam perkembangan keamanan yang menunjukkan situasi
semakin tidak kondusif pasca kehadiran Sekutu di bawah
pimpinan Inggris; pada 5 Oktober 1945 pemerintah RI
mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan
yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Dalam Revolusi Indonesia, di samping kisah interaksi
antara diplomasi dan peperangan, menurut Anton Lucas bahwa
dibalik kaum politisi dan para prajurit terdapat massa pemuda
yang tidak sabar mendesak generasi lebih tua agar maju dengan
semboyan “merdeka atau mati”. Sesudah proklamasi,
pemudalah yang meneruskan nyala api proklamasi, api
pertempuran dengan Jepang dan Inggris, dan Belanda yang
hendak mengembalikan kekuasaannya, api revolusi sosial, api
yang menuntut “100% merdeka”, tanpa berunding, tanpa
110