Page 126 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 126
Pengayaan Materi Sejarah
menembak dengan senapan, sedang rakyat memerangi dengan batu
8
dan botol kosong.
Kedatangan pasukan Inggris yang “diboncengi” oleh orang-
orang Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (Netherlands Indie Civil
administration/NICA) beserta pasukan bersenjatanya, suasana Jakarta
menjadi kacau balau karena timbulnya tindakan kekerasan.
Perkembangan kekacauan ini menyebabkan orang Indonesia sudah
tidak percaya lagi pada maksud baik Komando Sekutu, terlebih dengan
kehadirannya bersama beberapa perwira NICA, diantaranya Van der
Plas bisa datang ke Jakarta sebagai anggota misi Laksamana Patterson.
Meski, Inggris berhasil mempertemukan pihak-pihak yang bertikai,
seperti pada tanggal 23 Oktober 1945 terjadi pertemuan tidak resmi
antara Van Mook dan Soekarno yang berlangsung atas usaha Letnan
Jenderal Christison, Komandan Pasukan Sekutu di Hindia Belanda (Allied
Forces Netherlands East –Indie/AFNEI). Namun dalam pertemuan ini,
Maberly E. Dening, penasehat urusan politik Mountbatten membuat
pernyataan yang mengakui pemerintah Hindia Belanda sebagai
penguasa sah di Indonesia. Pernyataan ini tentu saja melahirkan reaksi
9
keras dari orang-orang Indonesia.
Keadaan kota Jakarta hingga akhir Desemeber 1945
menyebabkan tentara Inggris melakukan “pembersihan”. Pada 27
Desember 1945 Letnan Jenderal Philip Christison menyatakan, bahwa ia
akan melakukan tindakan yang lebih nyata untuk mengambil langkah-
langkah sebagaimana direncanakan guna memelihara keamanan dan
ketertiban, di daerah yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Selanjutnya pasukan Inggris-India (tentara Gurkha) melakukan
pengepungan di sekitar kota Jakarta, di kampung-kampung dilakukan
penggeledahan. Sementara itu, tentara Gurkha mengambil alih pula
gedung-gedung perkantoran, seperti Kantor Pos Besar, kantor Telepon,
Urusan pajak, Air Ledeng, Jawatan listrik dan gas.
Dalam suasana tersebut, teror yang dilakukan pasukan NICA
semakin memuncak karena sasarannya ditujukan kepada para pemimpin
Indonesia. Perdana Menteri Sjahrir nyaris tertembak serdadu Belanda,
saat bermobil dalam perjalanan di depan bioskop Megaria (daerah
jakarta Pusat). Selain itu, munculnya desas-desus bahwa komplotan
NICA akan melakukan pengeboman daerah Menteng (Jakarta Pusat),
seperti yang diberitakan dalam koran Berita Indonesia tanggal 2 januari
114