Page 128 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 128

Pengayaan Materi Sejarah


                        Sedangkan  pergolakan  revolusi  yang  terjadi  di  Sumatra  Timur
                dan Aceh, pemuda memiliki peranan yang besar sekali. Seperti di Jawa,
                kekuatan  peuda  di  Sumatra  Utara  paling  tampak  di  daerah-daerah
                perkotaan.  Di  Medan,  pasukan-pasukan  pemuda  di  bawah  koordinasi
                Xarim M.S., pemimpin dari generasi tua yang terkenal dan berpengaruh
                di  Sumatra  Timur,  tiba-tiba  harus  siap  menghadapi  Letnan  Westerling
                yang  terkenal  keganasannya.  Baru  pada  bulan  Januari  1946  gerakan
                revolusioner  dapat  bersatu  lagi  menghadapi  pemerintahan  kerajaan-
                kerajaan  Melayu,  Batak  Simalungun,  dan  Batak  Karo.  Sultan-sultan
                tersebut  sadar  akan  kelemahan  Belanda,  juga  karena  nasib  para
                Hulubalang di Aceh, mereka akhirnya setuju dengan tuntutan Gubernur
                Sumatra  Teuku  Mohammad  Hasan  agar  pemerintahan  kerajaan-
                kerajaan  itu  disesuaikan  dengan  Republik.  Sedangkan  di  Aceh,  para
                pemudanya  dipengaruhi  oleh  kejadian-kejadian  di  Medan  bersama-
                sama  dengan  kaum  ulama  dalam  organisasi  PUSA  atau    Persatuan
                Ulama  Seluruh  Aceh,  menyingkirkan  107  bangsaawan  Aceh  yang
                berkedudukan  sebagai  hulubalang.  Terutama  di  daerah  Pidie,  para
                hulubalang  dengan  pimpinan  Teuku  Daud  Cumbok  mencoba
                memeprtahankan kewibawaan mereka dengan mengejek Republik dan
                pemuda. Namun, usaha mereka sia-sia dan pada Januari 1946 sebagian
                besar  mereka  dibunuh  di  dalam  Perang  Cumbok  yang  berlangsung
                selama dua minggu. 12
                        Sebaliknya pasukan sekutu yang telah mengalahkan Jepang dan
                kemudian  menangani  situasi  pasca  perang,  terakhir  meninggalkan
                Indonesia  pada  bulan  November  1946  dan  meninggalkan  Belanda
                berkonfrontasi dengan Republik yang beribukota di Yogyakarta. Belanda
                melakukan  blokade-blokade  terhadap  daerah-daerah  republik  yang
                mempersulit  pemerintah  RI  untuk  berkomunikasi  dengan  para
                simpatisan Republik di daerah-daerah yang dikuasai Belanda.

                2.1.2  Tindakan Belanda Dalam Upaya Rekolonisasi Indonesia
                        Serangan  Belanda  pada  21  Juli  1947  yang  dilakukan  secara
                serentak  terhadap  daerah-daerah  di  sekitar  tujuh  buah  kota  yang
                merupakan daerah-daerah kantong di Jawa dan Sumatra tidak berhasil
                sama sekali menumbangkan pemerintah Republik, seperti yang semula
                diharapkan  oleh  Van  Mook.  Cara  yang  dilakukan  hanyalah  merebut
                bagian-bagian  yang  paling  menguntungkan  dari  wilayah  Republik  –
                daerah-daerah perkebunan di Jawa Barat dan Sumatra Timur serta




                116
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133