Page 123 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 123

diplomasi. 2   Munculnya  ideologi  revolusi  yang  menjiwai
                       perjuangan  kaum  muda,  telah  memberikan  karakter  bagi
                       keberlangsungan Revolusi Indonesia selama kurang lebih empat
                       tahun, yakni dari 1945 hingga 1949.

                    2.1.       Krisis Awal Dalam Republik  Baru
                                Di  beberapa  daerah  pada  akhir  bulan  Agustus    1945
                       dan  awal  September  1945,  golongan  organisasi  rakyat
                       dipersiapkan  oleh  Jepang  untuk  mengadakan  perlawanan
                       terhadap Sekutu, yakni dengan mengadakan perlawanan gerilya
                       di  daerah  perkebunan.  Pasca  mendengar  penyerahan  Jepang,
                       beberapa  perkebunan,  seperti  di  Sukabumi  dirampok  dan
                       gedung-gedungnya     dirampas.    Tindakan   ini   merupakan
                       kelanjutan dan permulaan perjuangan melawan Sekutu apabila
                       nantinya  mendarat  di  Jawa.  Menghadapi  hal  tersebut,
                       Mohammad Hatta memberi kuasa pada beberapa pemuda yang
                       dekat  dengannya,  yakni  Subianto  serta  Soebadio  Sastrosatomo
                       ke  Sukabumi  dan  sekitarnya  untuk  menemui  tokoh-tokoh
                       Komite Nasional Indonesia (KNI), Badan Keamanan rakyat (BKR),
                       juga para pemimpin organisasi rakyat untuk meyakinkan mereka
                       bahwa  Indonesia  telah  merdeka  di  bawah  pimpinan  Soekarno-
                       Hatta. Dengan demikian gedung-gedungnya adalah milik negara
                       RI  dan  tiadk  patut  untuk  dirampas  dan  dibongkar.  Usaha  ini
                       berhasil  melalui  pendekatan  seorang  komandan  BKR  dan
                       seorang Kiai yang membentu barang-barang yang dirampok dan
                       gedung-gedung  yang  dirampas  untuk  dikembalikan  ke
                       perkebunan.  Organisasi  rakyat  yang  sebelumnya  dipersiapkan
                       untuk  melawan  Sekutu  tersebut  dapat  dijadikan  organisasi
                       rakyat yang tunduk kepada negara  RI.

                               Sementara itu, para pemimpin di Yogyakarta, Surabaya,
                       Cirebon,  Garut  dan  lain-lain  yang  dibina  dan  merupakan
                       jaringan  organisasi  rakyat  yang  selama  itu  dibina  oleh  Sjahrir,
                       pejuang  bawah  tanah  selama  pendudukan  Jepang,  pada
                       umumnya anggota PNI, yaitu suatu parta yang dipimpin Sjahrir
                       dan  Hatta.  Bagi  mereka,  negara  RI  dinilai  sebagai  alat
                       perjuangan  rakyat  ke  luar  untuk  melawan  kolonialisme  dan  ke
                       dalam  sebagai  alat  perjuangan  rakyat  untuk  menentukan
                       nasibnya sendiri. Masalah pokoknya yakni sebagian besar




                                                                                 111
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128