Page 127 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 127
1946, dan meningkatnya teror yang terus menerus mengancam kota
Jakarta yang sewaktu-waktu dapat menimpa presiden dan wakil
presiden. Kondisi ini lah yang mendorong rombongan Presiden Sukarno
dan Wakil Presiden Mohamad Hatta meninggalkan Jakarta dan menuju
Yogyakarta dengan menggunakan kereta api. Sejak itu, ibukota RI pun
berpindah di Yogyakarta sebagai akibat kondisi Jakarta yang tidak
aman, di samping aksi teror juga pertempuran yang terjadi antara
pasukan Belanda, Indonesia, dan Inggris. 10
Sementara itu, pasukan-pasukan Inggris tetap tidak tersedia
secara cukup bagi pulau-pulau di luar Jawa dan Sumatra, ternyata
pasukan-pasukan tentara Belanda (KNIL) dapat menggantikan tentara
Australia dikebanyakan daerah selama bulan Desember dan bahkan, di
Sulawesi selatan sebulan kemudian. Pada 2 Februari 1946, Australia
menyerahkan satu-satunya kekuasaan di Makasar kepada Suatu Brigade
India Inggris, namun demikian kehdiran sekutu yang efektif di luar satu
kota itu adalah pihak Belanda. Kekuasaan SEAC atas luar Jawa dan
Sumatra pun tidak berarti yang selanjutnya diserahkan pada Belanda
yang kemudian secara bebas melaksanakan sistem federal di daerah-
daerah Indonesia lainnya yang memungkinkan Belanda dapat
menguasainya guna mengimbangi Republik.
Walaupu demikian, pergolakan revolusi terjadi pula di daerah-
daerah di wilayah Indonesia lainnya. Hal ini seperti digambarkan oleh
Anton Lucas terkait pengorbanan ribuan pemuda dan rakyat terbaring
bukan saja antara Krawang dan Bekasi tapi juga di Pekalongan,
semarang, Magelang, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Aceh,
dan Sulawesi Selatan. Pertempuran dimulai dengan menyerang garnisun
Jepang yang masih tinggal di kota-kota kabupaten dan karesidenan,
dengan maksud untuk merebut senjata-senjata Jepang. Walaupun
pertempuran itu berhasil tetapi tetap meminta banyak korban; seperti
pertempuran pertama terjadi pada tanggal 3 Oktober 1945 dengan
menelan korban dari kalangan pemuda, di Pekalongan 32 jiwa, di
Yogyakarta 18 jiwa; sedangkan di Semarang sejumlah 300 orang
terbunuh dengan bambu runcing yang kemudian dibalas Jepang
dengan membunuh korban 2000 orang Indonesia. Di Bandung terkenal
dengan peristiwa “lautan api‟ nya. Adapun, Pertempuran Surabaya
menjadi lambang kepahlawanan, pengorbanan, dan semangat pemuda
revolusioner. Pagi-pagi tanggal 10 November 1945, Surabaya diserang
dengan metraliur, bom, dan tank-tank Inggris. Selama tiga minggu
pemuda dan rakyat membalas hanya dengan pisau dan keris
ditangannya. 11
115