Page 277 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 277
suara tembakan di sekitar Menteng. Dengan mengendarai
jeep Panglima Kostrad ini berangkat ke kantornya Mako
Kostrad di Medan Merdeka Timur. Dalam perjalanannya
Jenderal menyaksikan kesatuan Kostrad menduduki di sekitar
Medan Merdeka. Tiba di kantor ia mendengar siaran RRI
tentang Letnan Kolonel Untung telah menindak para jenderal
pimpinan Angkatan Darat. Soeharto mengenal siapa Letkol
Untung, baik secara pribadi maupun prestasi dalam
penugasan dan kecenderungannya terhadap aliran politik.
Jenderal Soeharto mulai mempelajari dan menganalisis
situasi. Kesimpulannya telah terjadi pengkhianatan. Perlu
tindakan cepat untuk mengatasi krisis.
Pertama menetralisir pasukan yang menduduki sekitar Medan
Merdeka, yang diketahui dari Batalyon 530/Para Brawijaya
dan Batalyon 454/Para Diponegoro, yang keduanya termasuk
jajaran Kostrad. Setelah diadakan pendekatan melalui
sesepuh Batalyon Brigjen Satiri Muchtar dan Letkol Ali
Moertopo, Wadan Yon Kapten Suharbi menarik batalyonnya
dari Medan Merdeka, masuk ke Makostrad pada pukul 15.00.
Tetapi Kapten Kuncoro Wadan Yon 454, membawa
pasukannya keluar Medan Merdeka menuju suatu tempat di
sekitar Halim. Kemudian memerintahkan Pangdam V, Mayjen
Umar Wirahadikusumah, untuk mengkonsinyir pasukan di
garnisun Jakarta dan menutup semua jalan masuk Jakarta.
Langkah kedua yang dilaksanakan oleh Panglima Kostrad,
memanggil Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
Pasukan RPKAD diperintahkan untuk merebut dua obyek vital
yang masih diduduki oleh pasukan G-30-S yaitu gedung RRI
dan Telekomunikasi. Petunjuk prinsip dari Panglima adalah
perkecil kemungkinan timbulnya korban dengan
menghindarkan tembak menembak.
Tepat pada pukul 19.00 pasukan RPKAD diperintahkan untuk
merebut dua obyek vital tersebut. Dalam tempo 20 menit
kedua obyek vital berhasil direbut dari tangan sisa pasukan G-
30-S. Pada pukul 20.00., Mayor Jenderal Soeharto berpidato
melalui RRI, yang intinya antara lain :
265