Page 359 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 359
Presiden Republik Indonesia/Mandataris MPRS/Panglima Tertinggi
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, terhitung mulai hari ini
menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada Pengemban
Ketetapan MPRS No.IX/MPRS/1966, dengan tidak mengurangi
maksud dan jiwa Undang-undang Dasar 1945. Kedua:
Pengemban Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 melaporkan
pelaksanaan penyerahan tersebut kepada Presiden, setiap waktu
dirasa perlu. Ketiga: Menyerukan kepada seluruh Rakyat
Indonesia, para Pemimpin Masyarakat, segenap Aparatur
Pemerintahan dan seluruh Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia untuk terus meningkatkan persatuan, menjaga dan
menegakkan revolusi dan membantu sepenuhnya pelaksanaan
tugas Pengemban Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 seperti
tersebut diatas. Keempat: Menyampaikan dengan penuh rasa
tanggung-jawab pengumuman ini kepada Rakyat dan MPRS.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi Rakyat Indonesia
dalam melaksanakan cita-citanya mewujudkan Masyarakat Adil
dan Makmur berdasarkan Pancasila (Poesponegoro dan
Notosusanto 1984, Tempo 1997).
Penyerahan kekuasaan ini dimuat dalam Berita Yudha tanggal 23
Februari 1967 dengan tajuk “Presiden serahkan Kekuasaan
Pemerintahan kpd Pengemban SP 11 Maret Djen. Soeharto.” Dapat
dilihat pada gambar berikut:
Akhir kekuasaan Soekarno diperkuat dengan ketetapan MPRS No.
XXXIII/MPRS/1967 melalui sidang istimewa pada 12 Maret 1967 yang
mengangkat Letjen Soeharto sebagai Pejabat Presiden, sehingga sebagai
simbol pun Soekarno tidak diakui sebagai pemegang kekuasaan
(Poesponegoro dan Notosusanto 1984, 415).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka turunnya Presiden
Soekarno disebabkan oleh naik turunnya hubungan politik dan pribadi
serta semakin kerasnya tuntutan pada dirinya untuk mengundurkan diri.
Bagi Soekarno keutuhan negara dan terpulihkannya keamanan anak
bangsa adalah segala-galanya. Tiada berarti sebuah kekuasaan jika
disintegrasi dalam kehidupan anak bangsa dibiarkan berlarut-larut
sehingga berakhir pada kesimpulan demi keutuhan kehidupan
berbangsa dan bernegara, sudah waktunya ia mengundurkan diri. Sang
Proklamator menyerahkan kekuasaan kepada Jenderal Soeharto sebagai
347