Page 364 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 364

Pengayaan Materi Sejarah


                                            5
                      Menurut William Liddle (1992) dalam (Kasenda 2013, 44-45) ada
                tiga pilar utama keabsahan Orde Baru yaitu dwifungsi, Supersemar dan
                UUD 1945, seperti yang dijelaskan berikut:
                 1.  Dwifungsi  merupakan  jaminan  bahwa  Indonesia  akan  tetap
                     menjadi  negara  Pancasila.  Pemimpin  ABRI  mengklaim  sebagai
                     pembela  nasionalisme  Indonesia  dengan  citra  lebih  dekat  dengan
                     rakyat  ketimbang  dengan  politisi.  Sejak  kemerdekaan  mereka
                     terpanggil  membela  kepentingan  rakyat  dari  penyelewengan-
                     penyelewengan  kaum  kanan  (Islam  Politik)  dan  kaum  kiri
                     (komunisme).  Ideologi  negara  Pancasila  sekarang  ditafsirkan
                     dengan  pengertian  di  tengah  yang  mengandung  semua  kekuatan
                     dan tanpa kelemahan kiri maupun  kanan.
                 2.  Supersemar  adalah  dokumen  tahun  1966  yang  ditandatangani
                     Presiden Soekarno yang memeberikan wewenang kepada Jenderal
                     Soeharto  untuk  mengambil  segala  tindakan  yang  diperlukan
                     menjaga ketertiban dan mengamnkan Revolusi. Dengan demikian,
                     dokumen  ini  menghubungkan  Soeharto  dengan  keabsahan
                     revolusioner Soekarno sebagai pendiri Republik, membuatnya lebih
                     dari  sekedar  seorang  jenderal  yang  berada  di  tempat  yang  tepat
                     dan pada saat yang tepat serta menempatkan dirinya di atas semua
                     jenderal yang juga merupakan ahli waris  dwifungsi.
                 3.  UUD  1945  dengan  mengkhususkan  lagi  status  konsitusional  MPR
                     sebagai  wujud  kedaulatan  rakyat  dimana  pada  tahun  1966,
                     Soeharto  mempunyai  MPRS,  yang  mendukung  ke  arah  jalannya
                     menjadi  presiden  penuh.  Soeharto  menciptakan  landasan
                     konstusional kekuasaan yang telah digenggam dan dijalankan sejak
                     Oktober 1965. Soeharto mengikat diri pada format politik dimana
                     sebagai  Presiden  bertanggungjawab  kepada  MPR  dan  setiap  lima
                     tahun sekali dipilih kembali oleh mayoritas anggota  MPR.

                      Pada  awal  Orde  Baru  muncul  kesepakatan  masyarakat,  partai
                politik,  ABRI  dan  pemerintah  untuk  melaksanakan  Pancasila  dan  UUD
                1945  secara  murni  dan  konsekuen.  Kesepakatan  ini  disebut  sebagai
                Konsensus  Nasional   6   (Pusat  Sejarah  dan  Tradisi  TNI  2000,  186).
                Beberapa  pendapat  tentang  tepatnya  Konsensus  Nasional  ini  lahir
                beragam karena muncul dari dialog masyarakat pada waktu yang tidak
                sama.  Pendapat  Idham  Chalid,  Harry  Tjan  Silalahi  dan    Sunawar
                Sukowati menyebutkan bahwa Konsensus Nasional lahir pada masa



                352
   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369