Page 408 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 408

Pengayaan Materi Sejarah


                “Kesepakatan pemerintah dengan IMF akan membawa Indonesia pada
                liberalisme.  Kesepakatan  IMF  itu  tidak  sesuai  dengan  semangat  UUD
                1945  khususnya  pasal  33.”  Namun  tidak  disebutkan  butir  mana  yang
                bertentangan  dengan  pasal  UUD  1945.  Pernyataan  Presiden  tersebut
                menyiratkan  bahwa  Indonesia  tidak  akan  melaksanakan  kesepahaman
                dengan IMF yang berisi 50 butir. Situasi tarik menarik antara pemerintah
                                                                           7
                dan IMF itu menyebabkan krisis ekonomi semakin memburuk.
                        Krisis  ekonomi  semakin  diperburuk  dengan  munculnya  krisis
                politik  yang  berawal  dari  Pemilu  ke-6  yang  diselenggarakan  pada    29
                Mei  1997,  yang  mendudukan  Golkar  sebagai  pemenang  pemilu,
                mengungguli  PPP  dan  PDI.  Kemenangan  Golkar  sudah  sesuai  perkiraan
                masyarakat,  perhatian  masyarakat  tercurah  pada  Sidang  Umum  MPR
                1998  yang  dimulai  pada  11  Maret  1998.  Sidang  Umum  ini  secara
                aklamasi memilih kembali Soeharto sebagai presiden RI untuk ke tujuh
                kalinya  dengan  B.J.  Habibie  sebagai  wakil  presiden.  Tiga  hari  setelah
                pemilihan, pada 14 Maret 1998, Soeharto berhasil membentuk kabinet
                barunya dengan menyertakan Siti Hardiyanti Rukmana, anak perempuan
                Soehato  sebagai  Menteri  Sosial,  dan  Bob  Hasan,  sebagai  Menteri
                Perdagangan  dan  Perindustrian.  Langkah  Presiden  Soeharto  semakin
                                                                                8
                memanaskan situasi politik di tengah tuntutan pemberantasan KKN.
                        Situasi  sosial  politik  semakin  buruk  ketika  ada  peningkatan
                angka  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  dan  penurunan  angka
                kesempatan  kerja.  Kondisi  ini  mendorong  munculnya  tuntutan  suksesi
                kepemimpinan  di  tingkat  nasional.  Tuntutan  ini  semakin  kuat  ketika
                mahasiswa kampus-kampus besar di berbagai kota mulai menyuarakan
                aspirasi mereka. Aksi ini sebenarnya di awali aksi mahasiswa UGM pada
                Desember  1997  yang  menginginkan  Suharto  tidak  terpilih  kembali
                sebagai  presiden,  namun  kurang  mendapat  perhatian  media.  Aksi
                berikutnya dilakukan di Kampus UI Depok dan Salemba yang menuntut
                Orde  Baru  secara  sadar  dan  damai  mundur  karena  dianggap  gagal
                                           9
                menjalankan amanat rakyat. Aksi mereka terus berlanjut menyuarakan
                isu-isu  penurunan  harga  sembako,  penghapusan  monopoli,  KKN  dan
                suksesi kepemimpinan Nasional.
                        Namun  isu-isu  yang  disuarakan  mahasiswa  yang  juga  menjadi
                tuntutan rakyat kurang mendapat respon dari pemerintah. Pemerintah
                lebih  mengambil  kebijakan  menaikan  Bahan  Bakar  minyak  (BBM)  dan
                Tarif Dasar Listrik (TDL) tanpa melalui persetujuan dari DPR. Kebijakan




                396
   403   404   405   406   407   408   409   410   411   412   413