Page 412 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 412
Pengayaan Materi Sejarah
Pada 21 Mei 1998, pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto
menyatakan muncur dari jabatan presiden yang telah dipegang selama
32 tahun atau turun ke prabon. Soeharto mengucapkan terima kasih
dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Soeharto kemudian
digantikan B.J. Habibie. Indonesia memasuki sebuah era baru yang
kemudian dikenal sebagai Masa Reformasi.
6.3. Perkembangan Politik, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan di
Era Reformasi
6.3.1. Masa Pemerintahan Presiden BJ. Habibie
a. Dari Teknorat Menuju Birokrat
Reformasi merupakan suatu proses berlangsungnya pergeseran
dan perubahan dari suatu sistem yang kurang demokratis menuju ke
arah sistem yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaanya, reformasi
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan persamaan dalam politik,
sosial dan ekonomi. Hal ini menjadi beban di pundak presiden-
presiden Indonesia pasca Presiden Soeharto.
Setelah Presiden Soeharto lengser dari jabatannya, Indonesia
memasuki babak baru. Masyarakat berharap pada perbaikan kehidupan
demokrasi dan kesejahteraan melalui gerakan Reformasi. Habibie
sebagai wakil presiden, berdasarkan UUD 1945 Pasal 8 menerima
estafet kepemimpinan nasional menggantikan Soeharto sebagai sebagai
Presiden Republik Indonesia ke-3 dan diambil sumpahnya oleh Ketua
Mahkamah Agung di Istana Negara. Pelantikan Habibie sebagai
presiden pada awalnya memunculkan perbedaan pendapat mengenai
keabsahan dan kelayakan BJ Habibie. Mengacu pada Dasar UUD
1945, Pasal 8 dan TAP MPR No.VII/MPR/1973, maka Habibie sah secara
konstitusional. Namun bila memperhatikan UUD 1945 pasal 9
“Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-
sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau
Dewan Perwakilan Rakyat.
Hal ini menyebabkan pengangkatan Habibie tidak lepas dengan
kontroversi. Namun menurut Nurcholish Madjid, bahwa itu merupakan
alasan yang paling akal, karena bahwa gedung DPR/ MPR RI sudah
400