Page 409 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 409

pemerintah  tersebut  menyebabkan  mahasiswa  melakukan  aksi  yang
                semakin berani, aksi yang sebelumnya di dalam kampus mulai bergerak
                ke  luar  dari  kampus  mereka.  Aksi-aksi  mahasiswa  mulai  dilakukan
                diberbagai  kota  merespon  kebijakan  pemerintah  tersebut.  Aksi-aksi
                mahasiswa  di  berbagai  kota  yang  menolak  kenaikan  BBM  dan  TDL
                berubah menjadi kerusuhan masal. Respon aparat yang berlebihan dan
                cenderung  brutal,  mendorong  masyarakat  bergabung  dengan  aksi
                mahasiswa,  sehingga  aksi  semakin  besar.  Aksi-aksi  berkembang  bukan
                hanya  dilakukan  oleh  mahasiswa,  namun  ada  juga  aksi  yang
                dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang berakhir dengan kerusuhan
                yang  diwarnai  dengan  tindakan  anarkis,  pembakaran,  penjarahan  dan
                perilaku kriminal lainnya.
                        Kondisi  tersebut  menyebabkan  trade  mark  Orde  Baru  yang
                menjunjung  tinggi  stabilitas  politik  dan  keamanan  nasional  menjadi
                goyah. Aksi-aksi turun ke jalan semakin marak dari berbagai kelompok
                masyarakat,  termauk  mahasiswa  dan  para  akademisi  yang  tidak  puas
                terhadap  kepemimpinan  Soeharto  mulai  bermunculan.  Mereka
                mendatangi  gedung  DPRRI  untuk  mengajukan  tuntutannya  agar
                Presiden Soeharto melakukan reformasi. 10
                        Kondisi negara yang sedang mengalami krisis, tidak menyurutkan
                Presiden Soeharto untuk menghadiri Konferensi G 15 pada 9 Mei 1998,
                di  Kairo  (Mesir).  Menjelang  keberangkatannya,  Presiden  Soeharto
                meminta masyarakat untuk tenang dan memahami kebijakan kenaikan
                BBM  dan  TDL.  Soeharto  juga  menyerukan  kepada  lawan–lawan
                politiknya  bahwa  pasukan  keamanan  akan  bertindak  tegas  terhadap
                setiap  gangguan  yang  muncul.  Meskipun  demikian  kerusuhan  tetap
                tidak dapat dipadamkan dan gelombang protes dari berbagai kalangan
                komponen masyarakat terus berlangsung.

                Aksi-aksi mahasiswa, masyarakat dan kalangan cendekiawan yang turun
                ke  jalan  pun  akhirnya  berujung  dengan  bentrokan  antara    pengunjuk
                rasa  dan  aparat.  Salah  satunya  adalah  aksi  yang  terjadi  pada  12  Mei
                1998.  Pada  hari  itu  sejumlah  mahasiswa  Trisakti  yang  didampingi
                dosennya  mengadakan  aksi  unjuk  rasa  di  gedung  DPR  RI.  Mereka
                berhadapan  langsung  dengan  aparat  yang  menjaga  gedung  DPR  RI
                secara  ketat.  Aksi  yang  pada  awalnya  berjalan  dengan  damai  berakhir
                dengan  kerusuhan.  Kekacauan  terjadi  tatkala  para  mahasiswa  Trisakti
                akan kembali ke kampus mereka, petugas keamanan yang pada




                                                                                 397
   404   405   406   407   408   409   410   411   412   413   414