Page 529 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 529

Catatan Akhir :

                1
                 Lihat tulisan Mas Marco Kartidokromo dalam Doenia Bergerak vol. 1 no. 2 (1915):
                5-6, dikutip dari Rudolf Mràzek, Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi
                dan  Nasionalisme  di  Sebuah  Koloni,  terjemahan  Hermojo,  Jakarta:  Yayasan  Obor
                Indonesia, 2006 [2002], hal. 21.
                2
                  Untuk  memperlihakan  perlawanan  Mas  Marco  Kartodikromo  terhadap  stigma
                seperempat manusia, lihat Takashi Shirashi, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat
                di Jawa 1912-1926, penerjemah Hilmad Farid, Jakarta: Pustaka Utama, 1997 [1990],
                hlm.  107-122,  utamanya  hlm.  115-116.  Mengenai  gambaran  secara  keseluruhan
                semangat  perlawanan  tokoh  pergerakan  nasional  terhadap  stigma  kolonial
                seperempat  manusia  di  atas,  lihat  Yudi  Latif,  Negara  Paripurna:  Historisitas,
                Rasionalitas,  dan  Aktualitas  Pancasila,  Jakarta:  Gramedia  Pustaka  Utama,  2011,
                hlm. 237-246.
                3
                 Lihat Mata Najwa 5 Februari 2014, diakses dari www. youtube.com dengan kata
                kunci Mata Najwa-Habibie Hari ini, diakses 1 Mei 2015. Lihat juga Lihat Bacharudin
                Jusuf Habibie, Habibie dan Ainun, Jakarta: THC Mandiri, 2010, hlm. 162.
                4
                 Lihat Bacharudin Jusuf Habibie, Habibie dan Ainun, hlm. 162-172. Lihat juga
                Fachmy Casofa, Habibie: Tak Boleh Lelah dan Kalah, Jakarta: Tiga Serangkai, 2014,
                hlm. 3-10. Habibie selalu menekankan spirit nasionalistik dan pemanusiaan orang
                Indonesia dalam ceramah-ceramahnya dalam soal penguasaan teknologi
                dirgantara, khususnya kepada kalangan muda. Untuk contoh apresiasi pandangan
                kaum muda yang berbeda generasi dengan Habibie dan tercerahkan oleh ceramah
                Habibie, lihat Fazrah Lillah Rizki Heryanda, “Pesan Eyang Habibie untuk Sang Cucu”,
                m.kompasiana.com/post/read/502168/1/pesan-eyang-habibie-untuk-sang-
                cucu.html, diakses 1 Mei 2015.
                5
                 Andi Makmur Makka (Editor), Jejak Pemikiran B.J. Habibie: Peradaban Teknologi
                untuk Kemandirian Bangsa, Bandung: Mizan, 2010, hlm. 208.
                6
                  Andi  Makmur  Makka  (Editor),  Ibid.,  hlm.  289-295.  Lihat  juga  B.J.  Habibie,  Ilmu
                Pengetahuan,  Teknologi,  dan  Pembangunan  Bangsa:  Menuju  Dimensi  Baru
                Pembangunan Indonesia, Jakarta: Cidesindo, 1995.
                7
                  Julious  Pour,  dkk,  Presiden-presiden  Republik  Indonesia  1945-2014,  Jakarta:
                Kementerian Pendidikan dan Kebuayaan Republik Inonesia, 2014, hlm. 126.
                8
                 Lihat kesaksian Fazrah ketika ia mendengarkan ceramah  Habibie di Dies Natalis
                ITS ke-52, Fazrah Lillah Rizki Heryanda, “Pesan Eyang Habibie untuk Sang Cucu”,





                                                                                 517
   524   525   526   527   528   529   530   531   532   533   534