Page 524 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 524

Pengayaan Materi Sejarah


                karena perusahaan multinasional hanya tunduk kepada kantor pusat di
                negara induknya, dan dapat melepaskan diri dari kebijakan negara yang
                menjadi  pangsa  pasarnya  itu,  hal  tersebut  memunculkan  dilema.
                Padahal,  setiap  negara  pengundang  perusahaan  transnasional  ingin
                agar perusahaan multinasonal tunduk pada kebijakan-kebijakannya. Bila
                dirasa  merugikan,  dengan  mudah  perusahaan  transnasional  dapat
                memindahkan      pabrik-pabriknya   itu   ke   negara   yang    lebih
                menguntungkan. Akibatnya, para pekerja lokal yang bekerja di berbagai
                perusahaan transnasional terancam kehilangan pekerjaan.
                          Di  Indonesia,  keberadaan  perusahaan  multinasional  Jepang
                amatlah  vital,  khususnya  di  sektor  industri  kendaraan  bermotor  dan
                elektronik.  Secara  garis  besar,  kekuatan  perusahaan  multinasional
                                                    77
                Jepang di Indonesia dapat dibagi dua. Pertama, dalam dataran proses
                produksi,   perusahaan-perusahaan    Jepang    memiliki   manajemen
                perburuhan  yang  harmonis,  eratnya  kerja  sama  dengan  pemerintah,
                tenaga kerja yang setia, dan keberhasilannya ―meniru‖ teknologi Barat.
                          Kedua,       perusahaan-perusahaan       Jepang      selalu
                mengembangkan      produk-produknya      menjadi        serba   kecil
                (miniaturization)  yang  hemat  ruang  dan  hemat  bahan  bakar.
                Terminologi Jepang untuk melukiskan inovasi teknologi tersebut adalah
                frase   ―keihatu-tan-sho‖,   harfiah   berarti   ―ringan,   tipis,   pendek,   dan
                kecil‖. Mereka berusaha  membuat  produknya sekecil mungkin. Ringan
                menurut  beratnya,  tipis  menurut  ketebalannya,  pendek  menurut
                panjang maupun periode pemakaiannya, dan kecil menurut ukuran dan
                harganya. Semua produknya itu dirancang hemat energi, hemat bahan
                mentah, hemat waktu, dan hemat  ruang.
                          Didorong        oleh       etos       ―keihatu-tan-sho‖ini,       mereka
                mengalokasikan  anggaran  riset  secara  besar-besaran.  Hal  tersebut  juga
                ditunjang  oleh  karakter  pasar  domestiknya  yang  cenderung  homogen,
                sehingga  riset  dapat  dilakukan  secara  serentak.  Akhirnya  perusahaan-
                perusahaan  Jepang  dapat  membuat  miniatur    pesawat    TV,    kalkulator,
                mobil  dan  truk  kecil.  Kecenderungan  miniaturisasi  ini  juga  ditopang  oleh
                sifat  orang  Jepang  yang  cermat  dan  ulet.  Dengan  demikian,  karena
                dorongan  pasar  domestiknya  yang  homogen,  hal  tersebut    telah
                mendorong  perusahaan  Jepang  mendominasi   pasar    mikro-elektronik. 78
                Dari  segi  orientasi  produksi  tersebut,  Jepang  mampu  memelopori  abad
                mikro-elektronika.




                512
   519   520   521   522   523   524   525   526   527   528   529