Page 178 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 178

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



            Tentara  Sekutu  dan  bukan  kepada  pemerintah  Jepang.  Kantor  itu  tidak
            mengadakan komunikasi langsung dengan pemeritah Jepang, tetapi melalui Allied
            Council for  Japan  (Tainichi  Rijikai)  di  bawah  Far Eastern  Council.  Sebelum dibuka
            secara resmi di Tokyo, Misi ini sudah diadakan di Batavia (Jakarta, diduduki oleh
            Belanda dan disebut “Batavia” oleh Belanda) dan personilnya dikirim dari Batavia.
                                                                          1
            Cabang Batavia tetap dipertahankan sesudah kantor pusat dibuka di Tokyo.
                    Sebagai  kepala  Misi  ditunjuk  Let.Jen  Schilling,  dan  sebagai  penasehat
            bagian  politik-ekonomi  ditunjuk  Pennink,  mantan  diplomat  yang  pernah
            ditempatkan  di  kedutaan  Belanda  di  Tokyo  sebelum  perang.  Kepala  Misi  diganti
            oleh  Mouw  pada  tahun  1948  dan  penasehat  politik  ekonomi  diganti  oleh  Ketel
            pada  tahun  1947.  Menurut  laporan  tahun  1947  pegawai  Misi  ini  terdiri  dari  37
                                                                         2
            orang  Belanda  (termasuk  10  orang  perumpuan)  dan  86  orang  Jepang.  Takejirō
            Haraguchi,  bangsa  Jepang  yang  dulu  tinggal  di  Hindia  Belanda  dan  dapat
                                                                     3
            kepercayaan pemerintah Hindia Belanda, diterima sebagai penasehat .
                    Gedung ex-Legation Belanda (sekarang Kedutaan  Besar  Belanda)  dipakai
            sebagai  kantor  Misi  ini.  Cabangnya  dibuka  di  Kobe.  Dalam  Misi  ini,  selain  dari
            bagian diplomasi dan urusan konsul juga ada bagian perdagangan, pengangkutan
                                         4
            kapal, pampasan perang dan jaksa.

            (2)  Masalah Repatriasi Warga Indonesia dari Jepang

                    Misi  ini  menangani  berbagai  hal  yang  bersangkutan  dengan  Indonesia.
            Umpamanya ada masalah repatriasi sekitar 100 orang Indonesia yang terlantar di
            Jepang,  Kebanyakannya  mahasiswa  yang  dibawa  ke  Jepang  selama  perang  atas
            nama Nanpō Tokubetsu Ryūgakjusei (Mahasiswa Instimewa dari Daerah Selatan),
            tetapi juga ada yang sejak zaman Belanda sudah ada di Jepang.  Kalau ingin pulang
            ke  Indonesia, mereka  harus lapor  ke Misi  Milliter  Belanda  dengan mengakui  diri
            sendiri  sebagai  onderdaan  Belanda.  Sebagian  besar  menolaknya  dan  memilih
            tinggal  di  Jepang  sampai penyerahan  kedaulatan dari  Belanda  ke  Indonesia  pada
            akhir  1949.  Tetapi  sebagian  yang  betul-betul  didesak  keperluan  pulang  ke
            Indonesia  terpaksa harus  ambil  paspor Belanda  dan  pulang  ke Indonesia  dengan
            kapal yang disediakan Belanda secara gratis. Itu sunguh-sunguh keputusan sulit.
                    Mahasiswa yang memilih tidak pulang meneruskan studinya di universitas
            sambil  kerja  di  kantor  Sekutu.  Mereka  masuk  organisasi  yang  bernama  Serikat
            Indonesia dan ikut perjuangan mendukung RI di Jepang.




                                                169
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183