Page 20 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 20

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



                 Bagi saya, salah satu potret kedatangan Jepang ke Jawa yang paling memukau
            adalah  memoar  Pramoedya  Ananta  Toer,  Nyanyi  Sunyi  Seorang  Bisu  yang
            menceritakan bagaimana orang Indonesia menyambut gembira kedatangan Jepang,
            dan  setahun  kemudian memaki-maki.  Perasaan  datang  silih  berganti,  tergantung
            tempat kita di dalam masyarakat. Bagi saya yang menarik dari hal itu adalah, kita
            belajar  untuk lebih  bersahaja,  lebih mawas diri, lebih tenang melihat  kenyataan-
            kenyataan historis.
                 Saya  senang  karena  dalam  pertemuan  ini,  di  dalam  seminar  ini  nanti,
            kebetulan  saya  sempat  membaca  makalah-makalah  para  para  pembicara.  Prof.
            Susanto Zuhdi memberikan informasi mengenai masa sebelum pendudukan Jepang,
            sedangkan  Bu  Aiko  antara  tahun  1945-1948.  Jadi  kita  mendapat  kurang  lebih
            lanskap  hubungan  kedua  negara.  Aminudin  Siregar  menulis  soal  seni  rupa,  yang
            tentunya akan memperkaya historiografi Indonesia-Jepang. Pertanyaan besar yang
            mungkin  nanti  akan  memunculkan  perdebatan  tentang  apa  sebenarnya  dampak
            pendudukan Jepang bagi Indonesia modern.
                 Ben  Anderson  di  dalam  disertasinya  mengklaim  bahwa  pergerakan  itu
            menurunkan jalannya untuk menuju revolusi hingga periode kemerdekaan di masa
            Jepang.  Kenapa  terjadi  deprivatisasi  tiba-tiba,  pemuda-pemuda  kampung  tidak
            punya  suara  sama  sekali  dalam  proses  partai  politik.  Proses  politik  pada  masa
            tahun  1908-1942  itu  masih  banyak  diisi  oleh  kaum  terpelajar  yang  banyak
            mendominasi kecakapan membuat resolusi, surat kabar dan sebagainya. Tapi ingat,
            hanya 6,4 % orang Indonesia yang bisa membaca pada saat itu. Artinya, sebetulnya
            kita bangsa Indonesia tumbuh dipimpin oleh kaum terpelajar, kemudian semangat
            yang  ditiupkan  dari  kaum  pelajar  itu  semakin  menguat  di  dalam  periode
            pendudukan Jepang.
                 Ketika  pertanyaan  yang  sama  diajukan,  lantas  bagaimana  kita  harus
            memahami  periode  ini?  Saya  kira  beberapa  pertanyaan  akan  muncul  ketika
            historiografi penulisan sejarah dari periode ini didalami. Masih banyak hal lain saya
            kira  yang  pantas  untuk  didiskusikan  dan  bisa  didalami  dalam  seminar  ini.  Saya
            berharap  seminar  ini  bisa  membuahkan  agenda  sunyi  tentang  apa-apa  saja  saja
            peluang  kajian  tentang  masa  Jepang  yang  masih  kosong.  Selanjutnya  saya  mau
            masuk ke dalam rumusan yang kedua mengenai sumber sejarah.
                 Historiografi  atau  penulisan  sejarah  tumbuh  karena  ketersediaan  sumber,
            yang  bisa  berkembang  ketika  ada  sumber-sumber  lain.  Sumber-sumber  lama  ini
            juga  bukan  lagi  semuanya  diturunkan  setelah  sekian  lama  tertimbun.  Saya  bisa
            memahami yang disebut-sebut sebagai sumber baru itu sebenarnya adalah sumber
            lama yang menjadi proses baru dalam konteks kita sekarang.


                                                11
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25