Page 18 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 18

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



            rugi?”  Kita  jawab “pasti”.   Karena  itu  adalah Pampasan  Perang,  jadi  jelas  bahwa
            Jepang sudah melakukan kejahatan perang. Kalau begitu halnya, maka bagaimana
            misalnya  dengan  Jerman?  Setelah Perang  Dunia II,  ketika Berlin  dibebaskan  oleh
            tentara  Soviet,  banyak  sekali  kekerasan  yang  dilakukan  oleh  tentara  Soviet
            terhadap  orang  Jerman.  Apakah  Rusia  harus  membayar  ganti  rugi  kepada  orang
            Jerman, yang sudah melakukan begitu banyak kejahatan kepada orang Rusia?
                 Kalau  pertanyaan-pertanyaan  seperti  ini  kita  ajukan,  maka  kita  akan
            mendapatkan situasi yang tidak sama. Kita, ternyata akan mendapatkan jawaban
            yang berbeda-beda. Seluruh batas pengertian politik menjadi sangat jelas berbeda
            dan  bahkan  berbalik.  Tugas  sejarawan  adalah  mengajukan  pertanyaan,  bukan
            memberikan jawaban politik atas pertanyaan-pertanyaan itu. Pemberian jawaban
            itu  adalah  tugas  para  politisi,  tugas  pemimpin  negara,  para  cendikia, intelektual.
            Tugas sejarawan yang utama adalah mengajukan permasalahan. Dalam banyak hal
            sejarawan  terkadang  tidak  tahu,  tidak  paham  tentang  hal  ini.  Pertanyaan-
            pertanyaan  yang  sulit  harus  terus  dihadirkan  kepada  publik  agar  bisa  melihat
            persoalan-persoalan kita secara lebih jelas.
                 Banyak orang Indonesia ketika menghadapi situasi pendudukan Jepang pada
            tahun    1942-1945,  berfikir  tentang  kekuasaan  Jepang  dalam  konsep  fasisme.  Ini
            adalah suatu konsep, di dalam dunia politik yang muncul pada tahun 1922-1932 di
            Eropa.  Kemudian  orang  melakukan  perlawanan  terhadap  Jepang  pada  masa  itu
            dengan  membuat  gerakan-gerakan  antifasisme  berkolaborasi  dengan  Belanda.
            Sehingga seakan bertukar tempat dalam sejarah.
                 Ada satu persoalan ketika semua produk yang berasal dari Jepang dianggap
            Fasisme.  Lagu  Indonesia Raya  tiga  stanza ditetapkan  pada  zaman  Jepang. Lantas
            apakah kita berhenti menyanyikan lagu Indonesia Raya yang ditetapkan pada masa
            itu?  Kemudian  bagaimana  dengan  bahasa  Indonesia  yang  ditetapkan  pada  masa
            Jepang,  ketika  Jepang  yang  secara  efektif  melawan  pemakaian  bahasa  Belanda?
            Jadi  persoalan-persoalan  historis  yang  muncul  ke  permukaan  tiba-tiba  menjadi
            persoalan-persoalan  politik.  Jadi  sepatutnya  bagaimana,  apakah  kita  harus
            mengutuk ataukah berterima kasih?
                 Sejak awal kita ingin membantahnya, itulah sejarah yang sangat luas. Punya
            banyak  dimensi.  Ada  kebahagiaan  di  sana  dan  penderitaan  di  sini.  Ada  pula
            persahabatan  di  sana  dan  ada  pengkhianatan  di  sini.  Tugas  sejarawan  adalah
            melihat berbagai persoalan yang ada secara utuh. Jawaban-jawaban dari persoalan
            ini  bukan  berarti menjadi  putusan  sepihak,  yang dibuat penetapannya dan  tidak
            boleh diubah.




                                                9
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23