Page 76 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 76
HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH
seni rupa (lukisan) dipandang hanya menyentuh sebagian kecil masyarakat terdidik
di perkotaan. Sementara mayoritas masyarakat lebih banyak tinggal di pelosok-
pelosok kampung dan mereka belum bisa baca-tulis. Maka menjadi sangat masuk
akal apabila film terlebih dahulu dikembangkan oleh Jepang sebagai media untuk
mempropagandakan kepentingan mereka.
Atmosfir kehidupan masyarakat Indonesia di masa kependudukan Jepang
tidak bisa dilepaskan dari propaganda, intervensi, kontrol yang ketat, indoktrinasi
mental, dengan menetapkan Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan administratif
Jepang. Dalam berbagai bentuknya, operasi propaganda itu menyebar ke pelbagai
pelosok masyarakat di tanah air. Jepang terlihat bersikeras meneladankan moral,
ketaatan, kesopanan, keibuan, rajin, giat bekerja dan ketekunan. Merujuk agenda
Mayor Achida – ketua organ propaganda Jepang Sendenbu di Indonesia periode
Oktober 1943-Maret 1945, garis besar proganda Jepang secara berkala dapat
dilihat sebagai berikut:
1942: The Purpose of the Greater East Asian War
The Idea of Greater East Asian Co-Prosperity Sphere
“Asia is One”
3 A Movement:
1943: The Idea of Greater East Asian Co-Prosperity Sphere
Promotion of increased foof production
Paddy delivery
Recruitment of Romusha
Gathering all power of inhabitants and friendship among them
Strengthening war power
Defence of Java
1944: Permeation of Military Administration
Reliance of inhabitants upon Japan
Great east Asia Conference
Promoting of increased food production
Sparing and saving
Recruitment of Romusha
Entertainment for Japanese and inhabitants
1945: Defence of Fatherland
Prevention from spies
Entertainment for Japanese and local inhabitants
17
Promotion of the fighting spirit of the Japanese
67