Page 86 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 86

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



                    Bulan  November  1944,  Keimin  Bunka  Shidosho  menggelar  76  lukisan
            dalam  pameran  Djawa  Baroe  ke-4  yang  diikuti  pelukis  antara  lain  S.  Toetoer,
            Subanto Suriosubandrio, dan Soehargo Gembira. Isi lukisan-lukisan mereka secara
            implisit  menyiarkan  kepentingan  propaganda  Pemerintah  Jepang.  Lukisan
            Suriosubandrio  terdiri  dari  barisan  prajurit  muda.  Sementara  Soehargo  Gembira
            menampilkan  2  pemusik  tradisional  dengan  latar  kerumunan  orang.  Pameran
            Djawa  Baroe  ke-5  pada  April-Mei  1945  yang  menampilkan  pelukis-pelukis  muda
            memperlihatkan  bagaimana  kuatnya  propaganda  Jepang.  Lukisan-lukisan  R.
            Sumartono, Karyono,  R. Goenadi  dan Obon  ini  bertema romusha, pemandangan
            kampung  yang  asri,  ras  cinta  pada  tanah  air  di  kalangan  pemuda,  dan  kesiapan
            petani bekerja keras.
                    Besar kemungkinan Keimin Bunka Shidosho membubarkan diri menjelang
            Perang Dunia II berakhir. Pada 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat meluncurkan
            bom atom ke kota Hiroshima dan Nagasaki.  Enam hari kemudian, yakni 15 Agustus,
            Jepang mengaku kalah dari Sekutu. Pihak Indonesia dari kalangan pemuda melihat
            peristiwa itu sebagai peluang. Dua hari kemudian, pada 17 Agustus 1945, Soekarno
            dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekalipun pada akhir
            1944 Jepang sudah menjanjikan kemerdekaan Indonesia — sejak diumumkan oleh
                                                               26
            Perdana  Menteri  Koiso  pada  7  September  1944  di  Tokyo.  Sejak  1945  hingga
            Desember 1949 Indonesia terlibat dalam beberapa peperangan dan perundingan
            dengan  Belanda.  Seniman-seniman  terlibat  aktif  dalam  kegiatan-kegiatan  pada
            masa yang disebut sebagai zaman revolusi fisik itu.

            Dampak Zaman Jepang

            Lalu  apa  pengaruh,  dampak,  dan  kontribusi  signifikan  dari  pemerintah  militer
            Jepang, khususnya melalui Keimin Bunka Shidosho bagi seni rupa Indonesia?
                    Seniman dan kritikus seni Indonesia berselisih pendapat mengenai hal ini.
            Sebagian beranggapan  bahwa  Jepang  berhasil meningkatkan  perkembangan  seni
            rupa  di  tanah  air  sebagaimana  terbukti  dari  meningkatnya  jumlah  seniman  yang
            muncul  pada  masa  itu  dan  terbukanya  kesempatan  berpameran  sehingga
            memungkinkan terbangunnya hubungan nyata antara seni dan masyarakat. Jepang
            juga  dinilai  berhasil  menawarkan  penghargaan  berupa  uang  melalui  sayembara
            serta penyediaan alat-alat melukis.
                    Sejumlah  kritikus  lainnya  menyangkal  peran  dan  kontribusi  Jepang
            mengingat  masa  kependudukannya  yang  sangat  singkat,  yaitu  3,5  tahun.  Dalam
            masa sesingkat itu — yang disebut taraf intermezzo oleh Trisno Sumardjo — Jepang


                                                77
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91