Page 88 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 88
HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH
Suromo, mantan anggota Persagi, salah seorang yang turut memelopori
kehadiran teknik cukilan kayu di Indonesia, menyiarkan kelebihan Jepang:
Zaman itu buat seni lukis Indonesia lebih menguntungkan dari
merugikan. Apalagi kalau dibandingkan dengan jaman Belanda.
Jepang mempergunakan kesenian sebagai alat untuk
melaksanakan cita-citanya. Di kota-kota yang penting-penting
didirikan badan “Pusat Kebudayaan”. Badan ini melayani segala
kepentingan kesenian. Diadakan sanggar (studio) model (obyek
untuk digambar). Diusahakan eksposisi set tempat-tempat atau
dikelilingkan ke kota-kota besar, yaitu pada hari besar resmi
Jepang. Juga diadakan kesempatan untuk bereksposisi
perseorangan atau gabungan (kolektif) dari golongan Indonesia,
Tionghoa atau Jepang. Pada lahirnya (uiterlijk) dunia seni rupa
Indonesia kelihatan sibuk. Orang Jepang tangkas dan pandai
untuk mempengaruhi kesenian Indonesia agar dapat dibuat alat
29
untuk kepentingannya sendiri.
Jepang disebut-sebut berhasil menyentuh ego para seniman. Bila pada
zaman Belanda eksistensi individu seniman Indonesia disangkal, sebaliknya pada
zaman Jepang serta-merta eksistensi tersebut dihargai dan fasilitas yang
menguntungkan pelukis Indonesia pun dibangun. Basuki Abdullah – yang pada
masa ini pernah melukis Panglima Perang Angkatan Darat ke-16 Jenderal Imamura
– turut memberikan kesaksian:
Dalam zaman baru ini kesenian mendapat penghargaan yang
meningkat jauh lebih tinggi dari pada zaman yang sudah lampau.
Berhubungan dengan itu, bukan saja banyak dipertunjukkan
pelbagai kesenian, melainkan banyak pula ditulis orang karangan-
karangan tentang seni, di antara tentang seni lukis. Semua itu
berkat perhatian dan penghargaan dari pihak Pemerintah kepada
seni umumnya dan seni lukis khususnya. Sudah barang tentu
sikap Pemerintah sebaik itu kami – kaum seniman – junjung tinggi
dengan penuh rasa terimakasih.
30
S. Sudjojono memuji keterbukaan pikiran dan jiwa pelukis-pelukis Jepang
yang bekerja di Keimin Bunka Shidosho. Dalam situasi dan kondisi saat itu,
bagaimanapun sikap netral yang diperlihatkan mereka sangat dibutuhkan:
79