Page 8 - Materi Pertempuran Surabaya fix
P. 8

C.     Pertempuran 10 November 1945
                               Tewasnya Brigjen Mallaby ini memancing kemarahan pasukan Inggris.

                        Pada tanggal 9 November 1945, Mayjen E.C. Mansergh mengeluarkan ultimatum,
                        tuntutan utamanya adalah:

                           1.  Semua pemimpin Indonesia, pemimpin pemuda, kepala polisi, dan kepala

                               pemerintahan harus melapor pada tempat dan waktu yang ditentukan
                               dengan meletakkan tangan mereka diatas kepala, dan kemudian

                               menandatangani dokumen yang disediakan sebagai tanda menyerah tanpa
                               syarat.

                           2.  Pemuda bersenjata harus menyerahkan senjatanya dengan berbaris serta
                               membawa bendera putih,

                           3.  Pihak Indonesia di Surabaya meletakkan senjata selambat-lambatnya jam

                               06.00 tanggal 10 November 1945 (Poesponegoro, 2008: 193).
                               Ultimatum itu ternyata tidak ditaati oleh rakyat Surabaya. Rakyat

                        Surabaya merasakan ultimatum itu sebagai penghinaan, maka mereka bersikap

                        acuh tak acuh. Akhirnya pertempuran berkobar di Surabaya. Inggris mengerahkan
                        semua kekuatan yang dimilikinya. Pada tanggal 10 November 1945, terjadi

                        puncak pertempuran di Surabaya. Sementara itu Radio Pemberontakan yang
                        dipimpin Bung Tomo terus membakar semangat juang rakyat. Siaran ini

                        dipancarkan dari Jalan Mawar No. 4. Pidato-pidato yang dilontarkan Bung Tomo
                        menggugah semangat para pejuang, juga mengecoh Inggris karena Inggris

                        menganggap bahwa Bung Tomo masih menggunakan siaran radionya untuk

                        mengatur pasukan, padahal Bung Tomo hanya berpidato bukan mengatur tentara
                        di medan perang. Berkat siaran Bung Tomo bala tentara pasukan berdatangan dari

                        wilayah lain (Palmos, 2016: 298-299).
                               Sungkono sebagai Komandan Pertahanan Kota, sehari sebelumnya pada

                        pukul 17.00 mengundang semua unsur kekuatan rakyat, yang terdiri dari
                        Komandan TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI, PTKR, dan

                        TKR Laut untuk berkumpul di Markas Pregolan 4. Kota Surabaya dibagi dalam 3

                        sektor pertahanan, meliputi Sektor Barat, Tengah dan Timur. Sesudah batas waktu
                        ultimatum habis, keadaan semakin kacau. Kontak senjata pertama terjadi di Perak,

                        yang berlangsung sampai jam 18.00 WIB. Inggris berhasil menguasai garis
   3   4   5   6   7   8   9