Page 6 - Materi Pertempuran Surabaya fix
P. 6

kembali oleh rakyat. Sejak minggu malam tanggal 28 Oktober, listrik dipadamkan
                        dan radio Surabaya yang tadinya dikuasai oleh Serikat (Sekutu, sic) dapat direbut

                        rakyat Indonesia lagi (Pusat Sejarah dan Tradisi Abri, 1998:53-54).
                               Tanggal 29 Oktober, posisi Inggris semakin kritis. Untuk mencegah

                        kehancuran total pasukan Inggris di Surabaya, pimpinan Inggris di Jakarta

                        menghubungi Soekarno untuk mengatasi keadaan genting tersebut. Berita
                        kedatangan Presiden Soekarno disiarkan oleh Radio Pemberontakan pukul 11.30

                        WIB, kedatangannya di dampingi Hatta, dan Amir Syarifuddin. Tokoh-tokoh
                        tersebut kemudian melakukan musyawarah dengan Brigadir Mallaby, hasilnya

                        adalah:
                           1.  Perjanjian yang telah dicapai untuk menjaga ketentraman,

                           2.  Kontak senjata harus dihentikan,

                           3.  Keselamatan penduduk dan tawanan dijamin kedua pihak,
                           4.  Syarat-syarat dalam pamflet tanggal 27 Oktober akan dirundingkan

                               Soekarno  dengan Panglima Tentara Pendudukan Jawa,

                           5.  Penduduk bebas bepergian malam hari. (Poesponegoro, 2010: 189)
                           Sementara itu guna menghindari meluasnya bentrokan senjata, maka

                        diambilah cara-cara sebagai berikut:
                           1.  Selebaran yang dijatuhkan dinyatakan tidak berlaku,

                           2.  TKR dan polisi diakui Serikat,
                           3.  Hanya HBS dan PBM tempat yang dijaga Serikat dan perwira TKR,

                           4.  Pelabuhan Tanjung Perak dijaga Inggris dan pihak RI.

                               Setelah Soekarno kembali ke Jakarta, dan diumumkan penghentian tembak
                        menembak, rakyat Surabaya mematuhi, namun Inggris mencari gara-gara lagi

                        dengan tetap menembak dan menyerang rakyat. Dalam keadaan gelap, tembak
                        menembak terus berlangsung. Radio Pemberontakan dengan suara Bung Tomo

                        terus memberitakan adanya pertempuran di depan Gedung Internatio sambil
                        menerangkan bahwa ada dua orang tokoh pemuda yaitu Mohammad dan Kundan

                        yang masih berada di dalam gedung. Kecuali itu, juga diserukan agar segera

                        disediakan ambulan untuk para korban. Perlu dijelaskan bahwa sudah sejak
                        perundingan antara Soekarno-Brigadir Mallaby berlangsung, Bung Tomo telah

                        memberikan perintah kepada Moch. Sifun untuk memasang radio rimbun (radio
   1   2   3   4   5   6   7   8   9