Page 27 - BUKU RINGKASAN KINERJA DPR RI
P. 27

D. KINERJA FUNGSI PENGAWASAN




                     Fungsi pengawasan DPR dilakukan berdasarkan Pasal 69 ayat (1) huruf c
               UU MD3; dan berdasarkan Pasal 174 Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang
               Tata Tertib. Pengawasan  DPR dilakukan  terhadap pelaksanaan  undang-undang,
               penggunaan APBN, dan kebijakan pemerintah. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPR
               dilakukan dalam berbagai kegiatan, antara lain dengan membentuk Tim Pengawas
               atau Pemantau, Panja Pengawasan, melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP)
               atau Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), kunjungan kerja ke daerah maupun
               ke luar negeri, baik dalam rangka reses, spesifik, atau kunjungan kerja perorangan.
               Pelaksanaan fungsi pengawasan juga dilakukan dalam bentuk menerima audiensi,
               memberikan pertimbangan ataupun persetujuan atas pengangkatan/pemberhentian
               pejabat publik atau hal-hal lain yang menjadi kewenangan DPR.
                     Tahun pertama pada keanggotaan DPR periode 2019 - 2024 diisi dengan
               penyiapan DPR dalam pembentukan berbagai alat kelengkapan DPR sehingga
               pelaksanaan fungsi pengawasan baru efektif dilakukan pada Masa Persidangan II
               Tahun Sidang 2019 - 2020. Agar terjadi kesinambungan apa yang sudah dilakukan
               oleh Anggota DPR periode sebelumnya, DPR periode 2019 - 2024 melanjutkan kerja
               tim-tim pengawasan yang sudah dibentuk di periode sebelumnya. Adapun tim
               pengawasan yang dibentuk DPR periode 2019 - 2024 di tahun pertama masa kerjanya
               adalah: (1) Tim Pemantau DPR terhadap Pelaksanaan Undang-Undang terkait
               Daerah Khusus Aceh, Papua, dan Papua Barat, serta Keistimewaan D.I. Yogyakarta
               dan DKI Jakarta; (2) Tim Pengawas DPR tentang Pembangunan Daerah Perbatasan;
               (3) Tim Penguatan Diplomasi Parlemen; (4) Tim Pemantau dan Evaluasi Usulan
               Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP); (5) Tim Pengawas DPR terhadap
               Perlindungan Pekerja Migran Indonesia; (6) Tim Pengawas DPR terhadap Pelaksanaan
               Penanganan Bencana, termasuk di dalamnya Tim Pengawas DPR terhadap
               Pelaksanaan Penanganan Bencana Pandemi Covid-19; (7) Tim Pengawas DPR
               terhadap Penyelenggaraan Haji yang di dalamnya meliputi tim persiapan pengawas
               penyelenggaraan ibadah haji  dan tim pelaksanaan pengawas penyelenggaraan
               ibadah haji; (8) Tim Implementasi Reformasi DPR; dan (9) Tim Open-Parliament
               Indonesia (OPI). Masing-masing tim dibentuk dengan tujuan yang berbeda-beda.
                     Tim Pemantau DPR terhadap Pelaksanaan Undang-Undang terkait Daerah
               Khusus Aceh, Papua, dan Papua Barat, serta Keistimewaan D.I.Yogyakarta dan
               DKI Jakarta dibentuk dengan tujuan untuk melakukan pengawasan terhadap
               implementasi UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, UU Nomor
               21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, UU Nomor 13 Tahun
               2012 tentang Keistimewaan D.I.Yogyakarta, dan UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang
               Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
               Indonesia.
                     Terkait penggunaan dana Otonomi Khusus Papua, Papua Barat, dan Aceh,
               serta Dana Keistimewaan D.I.Yogyakarta, pengawasannya dilakukan oleh BAKN.
               Pengawasan BAKN terhadap penggunaan dana otsus dan dana keistimewaan
               difokuskan pada mekanisme alokasi, penggunaan, target dan capaian, serta dampak
               dana otsus  dan dana  keistimewaan tersebut  terhadap  masyarakat.  Temuan  BAKN
               merekomendasikan perlu adanya perbaikan regulasi terkait penggunaan Dana
               Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan. Selain itu, perlu ada Sumber Daya Manusia
               yang memiliki kapabiltas dan kompetensi yang memadai agar Dana Otonomi Khusus


                                   LAPORAN KINERJA DPR RI TAHUN SIDANG 2019-2020     15
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32