Page 278 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 278

PERUBAHAN TAHAP KEEMPAT
                                PASAL 33 DIPUTUSKAN




            menyampaikan koreksi atas redaksi Pasal 33 lama. Menurutnya

            Pasal 33 ayat (1), Perekonomian disusun sebagai usaha bersama, berdasarkan atas asas
               kekeluargaan. Ada kesan kuat, bahwa hanya ada dua sistem ekonomi, yaitu sistem pasar
               dan sosialis. Bahwa Indonesia tidak memilih istilah sistem pasar, ataupun sistem sosialisme,
               tapi memilih istilah usaha bersama berdasar atas kekeluargaan. Istilah ini digunakan untuk
               menegaskan bahwa pembangunan perekonomian nasional harus merupakan proses
               usaha bersama oleh, dan untuk seluruh rakyat Indonesia. Usaha bersama dilakukan untuk
               membangun sinergi seluruh rakyat agar menghasilkan nilai tambah baik secara ekonomi, sosial
               dan budaya, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umum dan dalam keadilan sosial…Tiga,
               Pasal 33 ayat (2), cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
               hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Pada dasarnya kekuasaan atas cabang-cabang
               produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak berada pada
               negara. Namun, untuk mencegah penyimpangan dalam pelaksanaannya, maka kata dikuasai
               perlu ditambah dengan kata “diatur” yang pelaksanaannya perlu ditetapkan dengan undang-
               undang. Oleh karena itu ayat (2) perlu disempurnakan menjadi dan inilah yang kami maksudkan
               menjadi usul kami: “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
               hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan diatur berdasarkan asas keadilan dan efisiensi
               yang pelaksanaannya ditetapkan dengan undang-undang”.
            Pasal 33 ayat (3): “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
               dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Pengertian bumi dan air dan
               kekayaan alam yang terkanduing di dalamnya ternyata belum termasuk dirgantara, yang
               dalam perkembangannya memiliki potensi kekayaan yang penting bagi negara dan bagi
               kemakmuran rakyat. Ambilah contoh katakanlah gelombang radio, kalau gelombang radio
               tidak bisa dimanfaatkan masing-masing kita tidak bisa gunakan seluler, dan kalau negara tidak
               mengizinkan itu kita pun tidak bisa menikmati kesejahteraan bangsa ini melalui seluler yang kita
               miliki bersama-sama itu. Berarti itu adalah milik bangsa yang potensial…sehingga kalimatnya
               disempurnakan menjadi: “Bumi, air dan dirgantara serta kekayaan alam yang terkandung di
               dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
               yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang”.
            Pasal 33 ayat (4), Perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
               kekeluargaan sebagai mana ayat 1 hanya mungkin dilaksanakan dengan baik jika dapat
               melibatkan seluruh rakyat yang diselenggarakan secara demokrasi yang berkeadilan sosial
               untuk menghasilkan produktivitas dan efisiensi ekonomi dengan mengoptimalkan pemanfaatan
               potensi sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang berkesinambungan serta potensi
               pasar yang berkeadilan…Pasal 33 ayat (5), juga kami mengusulkan tambahan. Pada penjelasan
               Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 alinea 1 ditegaskan bahwa bangun usaha yang sesuai
               dengan itu adalah koperasi…Oleh karena itu, untuk menghindari salah pengertian tersebut
               diusulkan penegasan tentang ketiga pelaku ekonomi dimaksud dengan dalam batang tubuh
               Undang-Undang Dasar 1945 yang dicantumkan dalam Pasal 33 ayat (5) sebagai berikut:
               “Dalam sistem ekonomi nasional pelaku ekonomi adalah koperasi, badan usaha milik negara,
               dan usaha swasta”…
            Pasal 33 ayat (6), Dalam sistem nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tersebut di atas,
               kemakmuran untuk seluruh rakyat, bukan kemakmuran orang seorang. Oleh karena itu, tampuk
               produksi tidak boleh diserahkan kepada orang seorang…Oleh karena itu, dalam Pasal 33 juga
               perlu ditambah ayat baru yang menegaskan…sebagai berikut: “Dalam demokrasi ekonomi,
               kemakmuran adalah seluruh hak rakyat, tampuk produksi tidak boleh jatuh ke dalam orang
               seorang yang berkuasa dan dihindari penindasan terhadap rakyat”.


                                       217
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283