Page 367 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 367
Susanto Polamolo
Elnino M. Husein Mohi
PERDEBATAN PASAL 33
DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
yang dianggap, inilah dua ujung sistem kapitalisme
yang sangat menghargai individu, boleh jadi kaya
luar biasa, terserah dia mau bikin apa, persaingan
bebas boleh bunuh lawannya, katakanlah begitu,
dan satu sistem yang individu tidak dihargai sama
sekali, semua diatur oleh negara, sistem sosialis
atau komunis.
Saya kira orang tua kita, dengan keahlian
Bung Hatta yang melihat dan membaca dan ini saya
pikir sangat ahli, itu yang mengatakan kita tidak
ini dan kita tidak itu, tetapi kita mengambil asas
kekeluargaan. Mestinya, yang kita ini semua adalah
kepala keluarga, biar pun bagaimana kita kepala
keluarga, kita harus menghayati. Coba kita lihat, di
rumah asas kekeluargaan itu, kita punya 5 anak, kita
ingin lima-limanya maju, mereka pun harus bersaing
majunya itu, tapi tidak boleh saling membunuh.
Yang cacat, yang kurang harus dijaga, kalau seorang
ayah yang adil itu tidak…silakan yang kuat menang,
yang kuat makannya lebih banyak, yang larinya
kurang kencang, yang masih muda, kamu matilah,
karena kamu tidak bisa merebut makananmu. Tidak,
kita harus atur.
Itulah mengapa, lagi-lagi saya percaya
sekarang ekonomi sebagai ilmu tidak value free,
harus ada value yang dia anut. Kembali kepada
ini, jadi kita ini menganut…saya coba mengerti ini
karena ada empat ulama di sana, tentu dia pikir ini
cocok. Ini barangkali namanya buat kita fastabiqul
khairat. Kita berlomba-lomba melakukan kebaikan
dan kebajikan untuk maju. Nah, monopoli dilarang,
306

