Page 423 - BUKU PERDEBATAN PASAL 33 DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945
P. 423

Susanto Polamolo
            Elnino M. Husein Mohi
            PERDEBATAN PASAL 33
            DALAM SIDANG AMANDEMEN UUD 1945


            Astawa.  Secara prinsip tidak ada perbedaan pendapat dengan
                   157
            apa yang sudah dikemukakan sebelumnya oleh fraksi-fraksi MPR.
                  Beberapa di antaranya  yang memberikan catatan kritis,
            Soetjipno (F-PDIP),   Achmad  Hafidz  Zawawi  (F-PG),  Sjaiful
                             158
                                                             159
            157   Dengan demikian, kita sekarang beranjak kepada pendapat mengenai posisi dari pada fraksi-
               fraksi dan mengingat waktunya masih cuma setengah jam. Mohon dapat singkat, tetapi tidak
               mengurangi makna yang ingin disampaikan.
            158  …Berbicara tentang perekonomian nasional dan kesejahteraan nasional tidak bisa dilepaskan
               dari cita negara hukum atau rechtstaatsgedachte dan volks souvereiniteit atau kedaulatan
               rakyat, ini saya tekankan sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-
               Undang Dasar 1945, mengapa? Karena dengan cita negara hukum dan kedaulatan rakyat kita
               mengenal perkembangan dari mulai formele rechtstaats yaitu negara hukum formil, materiele
               rechtstaats negara hukum materiil sampai dengan social service state itu urutannya seperti itu.
            Formele rechtstaats hanya memuat dua grondrechten yaitu hak asasi manusia. Pertama, adalah
               hak-hak sipil atau burgelijke rechten, dan hak-hak politik atau politieke rechten. Sedangkan
               dalam materiele rechtstaats atau social service state, itu memuat grondrechten atau hak asasi
               manusia secara lengkap. Saya ulangi secara lengkap, yaitu disamping hak-hak sipil dan politik
               masih ditambah dengan hak-hak ekonomi, sosial dan kultural yaitu dalam berarti bahwa
               masalah ini menyangkut masalah demokrasi ekonomi sosial dan kulturil. Dengan demikian
               maka jelas bahwa bicara Pasal 33 dan 34 itu adalah satu kaitannya adalah masalah negara
               hukum relevan sekali dengan ini.
            Jadi yang kedua, adalah menyangkut kesejahteraan social service state. Jadi dia tidak turun
               dari langit begitu saja Pasal 33 dan 34 ini, dia tetap berangkat dari depan Pasal 1 ayat (2)
               dan Pasal 1 ayat (3). Sehingga dengan demikian apabila ini menjadi negara demokrasi yang
               dibidang ekonomi, social dan kulturil maka dia adalah bersemangat negara kesejahteraan
               sebagaimana dijelaskan oleh teman kami tadi…Ya, jelas setuju karena itu adalah klarifikasi
               dari kami atas Pasal 33 dan 34.
            159  Pertama, mengenai judul Bab XIV ini yang diusulkan adalah Perekonomian Nasional dan
               Kesejahteraan Sosial Fraksi kami berpendapat bahwa judul ini sebagaimana yang dicantumkan
               dalam rancangan kami tetap mendukung adanya perubahan judul Bab XIV yang semula
               kesejahteraan sosial menjadi Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial. Oleh
               karena realitasnya adalah Pasal 33 menyangkut perekonomian dan Pasal 34 menyangkut
               kesejahteraan sosial. Kami tidak akan memperpanjang lebih lanjut oleh karena debat mengenai
               ini sudah cukup panjang dilakukan didalam rapat-rapat Panitia Ad Hoc I.
            Yang kedua, mengenai ayat (4) Pasal 33 penambahan ayat (4) ini sebetulnya didahului oleh komitmen
               kita bersama bahwa kita tidak merubah ayat (1), (2) dan (3). Oleh karena itu, kita menganggap
               bahwa ayat (1), (2) dan (3) itu adalah ayat yang monumental, sebab yang disusun oleh founding
               fathers kita. Dan, pada pokoknya Pasal 33 ayat (1), (2), dan (3) menekankan adanya demokrasi
               ekonomi. yakni kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan kemakmuran orang per
               orang. Oleh karena itu, dijelaskan oleh ayat-ayatnya adalah cabang-cabang produksi yang
               penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak serta bumi, air dan
               kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai oleh negara dalam pengertian
               dan atau diatur atau dikelola oleh negara. Namun demikian, fraksi kami berpendapat bahwa
               tidak semua serba dikuasai oleh negara dan bukan pula sepenuhnya diserahkan kepada
               ekonomi pasar…Oleh karena itu, kami pada prinsipnya tetap mendukung penambahan ayat
               (4) sebagaimana yang diusulkan dalam Rancangan Perubahan Keempat. Akan tetapi, jika ada


                                       362
   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428