Page 187 - BUKU LAPORAN KINERJA DPR RI TS 2022-2023
P. 187

DPR MENGAWAL DEMOKRASI
                                                                            MENUJU INDONESIA MAJU







                     DPR  RI,  sebagai  pembentuk  undang-undang,  telah  memberikan  keterangan  serta
                     risalah pembahasan Undang–Undang Pemilu terkait pengujian tersebut. Mahkamah
                     Konstitusi telah menerima dan mempertimbangkan keterangan DPR RI beserta
                     bukti-bukti  yang diajukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa DPR RI
                     telah menjalankan fungsi legislatifnya dengan baik dalam penyusunan pasal-pasal
                     Undang–Undang Pemilu  yang diujikan. DPR RI juga secara konsisten memberikan
                     keterangannya dalam konteks pelaksanaan fungsi pengawasan atas undang-undang
                     yang telah berlaku dan diujikan di Mahkamah Konstitusi.

                     Dalam kaitannya dengan perkara Nomor 114/PUU-XX/2022, DPR RI berhasil
                     membuktikan melalui dalil-dalilnya bahwa pasal-pasal Undang–Undang Pemilu yang
                     diujikan tidak bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945. Pasal 22E ayat (6) UUD NRI
                     Tahun 1945 menetapkan bahwa mekanisme dan tata cara  Pemilu diatur lebih lanjut
                     melalui undang-undang, sehingga pengaturan mengenai pemilu merupakan kebijakan
                     hukum terbuka bagi pembentuk undang-undang. Pemilihan sistem proporsional
                     terbuka ditujukan untuk memperluas dimensi keadilan dalam pembangunan politik
                     dengan melibatkan partisipasi langsung dari masyarakat.


                     Tingginya biaya Pemilu, rumitnya sistem proporsional terbuka, dan potensi
                     korupsi sebagaimana didalilkan oleh para Pemohon, merupakan konsekuensi dari
                     pelaksanaan pemerintahan negara yang demokratis dan selalu memerlukan perbaikan
                     mekanisme  pelaksanaan  pemerintahan.  Tidak  ada  persoalan  inkonstitusionalitas
                     dalam pengaturan sistem proporsional terbuka dalam Undang–Undang Pemilu yang
                     diujikan. Fakta menunjukkan bahwa pelaksanaan Pemilu pada tahun 2009, 2014, dan
                     2019 berlangsung dengan partisipasi  yang terus meningkat. Oleh karena itu, baik
                     sistem  proporsional  terbuka  maupun tertutup,  masing-masing  memiliki  kelemahan
                     dan  kelebihan  dan  kedepannya  diharapkan  adanya  masukan  dan  pertimbangan
                     untuk menyempurnakan Undang–Undang Pemilu guna mengatasi  permasalahan
                     implementasi di lapangan.

                     Lebih  lanjut,  konsistensi  sikap  masyarakat  yang  lebih  memilih sistem  proporsional
                     terbuka tercermin dalam dukungan dari 8 partai politik yang memiliki kursi di DPR
                     RI seperti Fraksi Partai Golongan Karya (FPG), Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
                     (FPGERINDRA), Fraksi Partai Nasdem (FNASDEM), dan lain-lain. Mereka secara resmi
                     menolak sistem proporsional tertutup dan menegaskan komitmen untuk menjaga
                     kemajuan demokrasi di Indonesia.












                                                                 Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang  2022–2023  185
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192