Page 15 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 15

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  membuat bagaimana sebenarnya fenomena reformasi ini menjadi menarik
                                                  untuk ditilik, baik dari segi diakronik, yakni prosesnya yang memanjang
                                                  dalam waktu, maupun dari segi sinkronik, yang mempunyai artian
                                                  melebar dalam ruang dalam suatu kurun waktu pembahasan tertentu,
                                                  kesemuanya dalam terminologi sejarah sebagai konsep ilmu.
                                                       Dalam sejarah indonesia sendiri, periode reformasi dapat
                                                  dirunut jejaknya melalui momentum kejatuhan Presiden Soeharto dari
                                                  tampuk kekuasaannya pada Mei 1998 setelah menjabat selama kurun
                                                  waktu 32 tahun.  Hal ini sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Dalam
                                                                 1
                                                  pengejawantahannya reformasi ini sendiri sebenarnya merupakan
                                                  akumulasi akibat dari rentetan beberapa peristiwa yang panjang, karena
                                                  pasalnya sebelum lengser Indonesia sedang di guncang oleh krisis
                                                  multidimensi (politik dan ekonomi) yang pada akhirnya menyebabkan
                                                  ketidakpuasan di kalangan masyarakat luas yang pada akhirnya bergerak
                                                  bersama guna mengakhiri rezim yang tercatat paling lama berkuasa di
                                                  Indonesia tersebut.
                                                       Semua ketidakpuasan ini bermula ketika selama bertahun-tahun
                                                  logika sentralisasi negara sebagai aktor tunggal begitu kuat menancap
                                                  dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, logika ini sendiri mempunyai
                   ...mengeluarkan                banyak macam, seperti politik dan ekonomi contohnya, yang disokong

             peraturan mengenai                   oleh perangkat birokrasi dan militer menjadi tumpuan rezim “Orde Baru“
                                                  dari Presiden Soeharto kala itu guna menancapkan kekuasaannya sampai
           NKK-BKK (Normalisasi
                                                  dengan lingkup yang terkecil. Mulai dari pelarangan bagi partai politik
             Kehidupan Kampus/                    pada masa Orde Baru untuk dapat melakukan kampanye ke desa-desa,
                 Badan Koordinasi                 munculnya peraturan-peraturan untuk mengatur dan menjinakkan

                Kemahasiswaan)...                 sikap kritis mahasiswa, seperti dengan mengeluarkan peraturan
                                                  mengenai NKK-BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi
                                                  Kemahasiswaan), munculnya berbagai tindakan represif seperti pada
                                                  peristiwa Tanjung Priok dan Kedung Ombo membuat Orde Baru begitu
                                                  superior pada masanya, disisi lain, superioritas tersebut bukan tanpa
                                                  sebab, namun dibantu pula oleh kecakapan para teknokrat-teknokrat
                                                  yang ada didalamnya. Teknokrat-teknokrat tersebut seperti Prof. Widjojo
                                                  Nitisastro, Emil Salim, serta Ali Wardhana, mempunyai sumbangsih bagi
                                                  jalannya rencana-rencana dalam bidang perekonomian pada masa Orde
                                                  Baru. Salah satu luaran kebijakan yang kemudian diinisiasi terkait dengan
                                                  rencana perekonomian tersebut adalah terbukanya ekonomi Indonesia
                                                  terhadap modal asing.


                                                  1    Lihat Siddharth Chandra and Douglas Kammen, “Generating Reforms and Reforming Generations:
                                                    Military Politics in Indonesia’s Transition to Democracy”, dalam World Politics, Vol. 55, No. 1, (2002).




                                     dpr.go.id   8
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20