Page 226 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 226
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua
puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam Pemilu
anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden.
Setelah munculnya hasil hitung cepat oleh Komisi Pemilihan
Umum, komunikasi antar partai lebih intensif dilakukan untuk
mengusung calon presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.
Peraturan yang membatasi jumlah suara pengusung calon presiden
mendorong tiap-tiap partai berkoalisi agar mendapatkan jumlah suara
yang diperlukan.
Dalam kontestasi Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden
dimenangkan oleh Partai Demokrat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) berupaya melanjutkan periode kedua kepemimpinannya. Dari
beberapa nama yang dicalonkan untuk mendampinginya, akhirnya
disepakati Boediono yang sebelumnya adalah Menteri Koordinator
Perekonomian sebagai cawapresnya yang diusung oleh Partai
Demokrat, PKB, PPP, PKS dan PAN. Pasangan lainnya yang maju dalam
kontestasi ini adalah pasangan Megawati Soekarnoputri dengan
Prabowo Subianto yang diusung oleh PDI-P dan Partai Gerindra
kemudian Muhammad Jusuf Kalla dengan Wiranto yang diusung oleh
Partai Golkar dan Partai Hanura. Pemilihan Presiden tahun 2009
merupakan pelaksanaan sistem pemilihan Presiden secara langsung
yang kedua setelah penyelenggaraan pertama pada tahun 2004.
Tentunya hal ini menjadi sangat dinamis bagi partai dan kehidupan
berdemokrasi di Indonesia. Menurut peneliti Edward Aspinall, “Pada
ditentukan berdasarkan nomor urut dari minimal 30% BPP walaupun
Dampak yang terkecil. MK mencoret syarat 30 memperoleh suara terbanyak untuk
persen tersebut karena dianggap tidak partainya.
Pembatasan sesuai dengan prinsip “adil” sebagaimana Jadi di dalam keanggotaan
Partai Pada ditentukan dalam Pasal 22E Ayat (1) DPR periode 2009 – 2014 memasuki
UUD 1945.” era baru, bahwa setiap calon harus
Pemilihan Penentuan rasa keadilan adalah mempersiapkan diri dan memperoleh
Umum 2009 melalui jumlah pemilih. Ilustrasinya suara yang lebih baik agar bisa terpilih.
adalah, jika “X” berada di nomor urut Tidak lagi berdasarkan ketentuan dari
empat memperoleh 49.000 suara, nomor urut pemilihan yang ditetapkan
sementara “Y” berada di nomor urut satu oleh Partai. Orang-orang yang terpilih
mendapatkan 1000 suara, sementara itu di dalam keanggotaan DPR periode
Bilangan Pemilih Pembaginya adalah 2009 – 2014 merupakan orang-orang
150.000, maka yang berhak terpilih yang muncul dari perencanaan sistem
adalah Y, karena X gagal memperoleh untuk penguatan DPR.
dpr.go.id 222

