Page 304 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 304
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara Dana
Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK). Prof. Dr. G.A. Siwabessy lah yang
membangun cikal bakal asuransi kesehatan nasional.
Hingga akhir abad ke-19, saat Indonesia masih bernama Hindia
Belanda, layanan kesehatan masih berada di bawah subordinasi layanan
kesehatan militer. Namun dengan perkembangan ilmu kedokteran
secara umum di awal abad 20, Indonesia mulai melakukan layanan
kesehatan masyarakat secara umum dan tahun 1906 dikeluarkan
peraturan atau undang-undang yang mengatur mengenai subsidi
untuk rumah sakit swasta, pembelian tanah untuk pembangunan
rumah sakti dan aturan pengelolaan pasien pribumi atau yang berhak
untuk mendapatkan pengobatan gratis. 381
Upaya peningkatan layanan kesehatan terkait dengan
pencegahan penyebarluasan penyakit epidemi. Fungsi layanan
kesehatan masayrakat pun lebih ditingkatkan lagi dengan pembentukan
Dienst der Volksgezondheid (Pelayanan Kesehatan Masyarakat) pada
...pembentukan Dienst
tahun 1924. Lembaga yang melayani kesehatan ini jumlahnya masih
der Volksgezondheid terbatas dan terletak pada daerah-daerah pusat perkotaan. Setelah
(Pelayanan Kesehatan kemerdekaan Indonesia, peningkatan layanan ini mulai menjangkau
Masyarakat) pada hingga ke daerah-daerah pedesaan di pelosok seluruh negeri.
Cakupan layanan yang sudah lebih meluas dengan pembangunan
tahun 1924.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), pelayanan kesehatan bagi
masayarakat tidak mampu menjadi perhatian pemerintah dari masa
ke masa.
Mengutip dari artikel mengenai JKN Multi Manfaat yang ada
di laman web www.depkes.go.id. milik kementerian kesehatan, di
Indonesia dikenal istilah Sadikin, Sakit Sedikit Langsug Miskin. Hal ini
juga menjadi amanat reformasi untuk meningkatkan layanan kesehatan
yang dapat menjangkau seluruh rakyat Indonesia:
“Jangan mau menjadi sadikin, ‘sakit sedikit,
langsung miskin’. Karena mereka tak punya biaya
berobat, apalagi berbiaya besar dari tindakan operasi.
Sungguh memberatkan...!. Padahal, semua Warga
Indonesia dapat terhindar dari musibah ini. Nah mau
tahu caranya ?”
381 Indisch Staatsblad 1906/276, dalam Murakami, 2015, hlm. 31
dpr.go.id 300

