Page 306 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 306

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  yang mengeluarkan Pertimbangan DPA RI No. 30/DPA/2000,
                                                  tanggal 11 Oktober 2000, menyatakan perlu segera dibentuk Badan
                                                  Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional dalam rangka mewujudkan
                                                  masyarakat sejahtera.
                                                       Pemerintah bergerak aktif untuk mewujudkan layanan kesehatan
                                                  yang layak bagi masyarakat Indonesia. Wakil Presiden RI Megawati
              ...berhasil menyusun                Soekarnoputri membentuk Kelompok Kerja Sistem Jaminan Sosial

               rancangan undang-                  Nasional (Pokja SJSN - Kepseswapres, No. 7 Tahun 2001, 21 Maret 2001
                                                  jo. Kepseswapres, No. 8 Tahun 2001, 11 Juli 2001) yang diketuai Prof.
                      undang sistem               Dr. Yaumil C. Agoes Achir.

           jaminan sosial nasional                     Konsep sistem jaminan sosial yang digodok olek kelompok
            pada 26 Januari 2004.                 kerja tersebut berhasil menyusun rancangan undang-undang sistem
                                                  jaminan sosial nasional pada 26 Januari 2004. Draft ini yang diajukan
                                                  ke DPR, karena penting dan mendesak untuk segera diwujudkan sistem
                                                  pelayanan kesehatan yang layak bagi warga negara indonesia secara
                                                  keseluruhan, DPR pun tidak tinggal diam.
                                                       Melalui kerja yang maraton, pada tanggal 19 Oktober 2004,
                                                  Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan UU No. 40 Tahun 2004
                                                  tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). Pelaksanaan UU
                                                  ini tidak berjalan mulus, karena adanya judicial revies di Mahkamah
                                                  Kosntitusi. Pada bulan Januari 2005, kebijakan ASKESKIN mengantar
                                                  beberapa daerah ke MK untuk menguji UU SJSN terhadap UUD Negara
                                                  RI Tahun 1945.  Penetapan 4 BUMN sebagai BPJS dipahami sebagai
                                                  monopoli dan menutup kesempatan daerah untuk menyelenggarakan
                                                  jaminan sosial. Hasilnya pada 31 Agustus 2005 MK menganulir 4
                                                  ayat dalam Pasal 5 yang mengatur penetapan 4 BUMN tersebut dan
                                                  memberi peluang bagi daerah untuk membentuk BPJS Daerah (BPJSD).
                                                       Putusan ini menjadi kerumitan sendiri, masih perlu lagi sebuah
                                                  perundangan yang mengatur badan penyelenggara jaminan sosial.
                                                  Tenggat untuk peralihan UU SJSN pada 19 Oktober 2009 pun terlewati
                                                  dan harus ada upaya kembali untuk membangun sistem jaminan sosial.


                                                  5.7.2  Melanjutkan Upaya Mewujudkan

                                                            BPJS
                                                       Pada periode 2009 – 2014, DPR mendukung lebih serius upaya
                                                  untuk pelaksanaan sistem jaminan sosial bagi rakyat Indonesia. UU
                                                  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang menjadi amanat dari hasil
                                                  putusan Mahkamah Konstitusi pun dibahas dengan lebih teliti untuk






                                     dpr.go.id   302
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311