Page 31 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 31

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                  memulihkan keadaan yang terjadi dari berbagai sisi. Merasa kemudian
                                                  berada pada ujung kekuasaannya, Soeharto lantas memanggil awak
                                                  televisi ke istana untuk kemudian mengumumkan pengunduran
                                                  dirinya dengan kepala negara pada tanggal 21 Mei 1998. Baharuddin
                                                  Jusuf Habibie yang kala itu menjadi wakil Presiden kemudian segera
                                                  didapuk untuk menjadi Presiden ketiga republik Indonesia. 33




























                                                      Ribuan Mahasiswa dalam aksi pendudukan di Gedung DPR/MPR
                                                        menuntut mundurnya Presiden Soeharto sebagai Presiden
                                                                        (Sumber: Dokumentasi AJI)


                                                       Baharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih dikenal sebagai B.J
                                                  Habibie sendiri bukan merupakan orang asing bagi Presiden Soeharto
                                                  serta sebagian besar masyarakat kala itu. Beliau merupakan seorang
                                                  penemu dan peneliti kawakan lulusan Jerman yang berkhusus diri
                                                  pada keilmuan teknik penerbangan yang sudah terkenal di luar negeri.
                                                  Dengan diangkatnya B.J Habibie ke tampuk kepemimpinan Presiden,
                                                  maka hal ini menjadi sejarah pertama bagi orang keturunan di luar
                                                  pulau Jawa yang menjadi Presiden ketiga Republik Indonesia, setelah
                                                  sebelumnya didahului oleh Presiden Soekarno dan Soeharto.



                                                  33   Terkait dengan peristiwa Mei 1998, mayoritas korban tidak dapat dipungkiri masih menderita
                                                    akibat kejadian tersebut, pemerintah sendiri kala itu berhadap bahwa masyarakat yang ada
                                                    akan kembali ke kondisi normal dengan cara melupakan tragedi yang memilukan tersebut. Hal
                                                    ini tercermin pada kata-kata Presiden B.J Habibie pada saat mengunjungi salah satu tempat
                                                    kejadian yang terparah, yaitu Glodok di wilayah Jakarta, yang merupakan pusat bisnis ritel yang
                                                    biasanya dikenal pula sebagai pecinan di Kota Jakarta. Berikut perkataan daripada Presiden
                                                    Habibie tersebut : “Kita haruslah seceparnya keluar dari masalah ini. Kita semua adalah orang
                                                    Indonesia dan hidup di tanah air Indonesia. Kita tidak diskriminasi terhadap ras, agama, dan
                                                    etnis. Kita semua tidak usah khawatir mengenai hal ini.” Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini,
                                                    Lihat Abidin Kusno,  Op.Cit., Hal. 71.




                                     dpr.go.id   24
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36