Page 27 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 27

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN




                                                       Dalam kerusuhan tersebut, kurang lebih selama 35 Jam, para
                                                  penduduk “kelas bawah” Jakarta membakar dan menjarah tempat-
                                                  tempat yang dimiliki oleh orang-orang keturunan Tionghoa.
                                                  Dahsyatnya peristiwa kerusuhan tersebut, sampai-sampai pemerintah
                                                  juga tak kuasa menahan segala deru kemarahan masyarakat yang
                                                  tidak puas dengan keadaan yang ada pada saat itu. Secara berangsur-
                                                  angsur kemudian kerusuhan massal juga dengan cepat menjalar ke
                                                  berbagai tempat di Indonesia, dengan Jakarta dan Surakarta sebagai
                                                  yang terparah.
                                                               25



























                                                      Mobil yang terbakar pada saat kerusuhan di Jakarta, 13 Mei 1998
                                                                        (Sumber: Dokumentasi AJI) 26


                                                       Akibat dari peristiwa tersebut, kurang lebih ada seribu orang
                                                  tewas di Jakarta karena kerusuhan 13-15 Mei. Kerusakan parah
                                                  terjadi diberbagai tempat di wilayah Jakarta dan sekitarnya, hal ini
                                                  yang kemudian membuat Presiden Soeharto, yang ketika peristiwa
                                                  kerusuhan sedang menghadiri konferensi di Kairo buru-buru untuk
                                                  segera kembali pada tanggal 15 Mei seiring dengan kekacauan yang
                                                  terjadi di berbagai tempat.
                                                       Presiden Soeharto sendiri sebenarnya memantau jalannya
                                                  peristiwa reformasi tersebut, namun beliau sendiri tidak menyangka
                                                  bahwa sedianya unjuk rasa-unjuk rasa yang dilakukan oleh sebagian
                                                  masyarakat secara damai tersebut dapat berubah menjadi  aksi


                                                  25   Abidin Kusno, Ruang Publik, Identitas dan Memori Kolektif: Jakarta Pasca-Suharto, Yogyakarta
                                                    : Penerbit Ombak, 2009. Hal. 41.
                                                  26   Tim Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Op.Cit., Hal. 17.




                                     dpr.go.id   20
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32