Page 55 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 55
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Total, ada 250 ribu tempat pemungutan suara yang akan
menjadi sarana dari kurang lebih 130 Juta masyarakat Indonesia
yang ingin menyalurkan aspirasi politiknya dalam gelaran pesta
demokrasi pada masa reformasi tersebut. Tak pelak, peraturan populis
tersebut membuat antusiasme menjadi begitu tinggi kala itu, hal ini
sendiri dapat terlihat secara nyata dalam euforia sosial politk yang
begitu membuncah kala itu. Dalam waktu singkat, muncul ratusan
lebih (kurang lebih berjumlah 141) partai politik yang berkeinginan
untuk menjadi kontestan didalam pemilu pertama pada awal sejarah
reformasi di Indonesia, serta menjadi pemilu yang bebas semenjak
pemilu pertama Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 1955.
68
Berbagai macam partai kemudian bermunculan, seperti Partai
Mencerdaskan Bangsa untuk para kalangan guru dan pendidik,
Partai Reformasi Tionghoa Indonesia yang berkelindan dengan
etnis tionghoa, Partai Buruh Nasional dan Partai Solidaritas Pekerja
Indonesia bagi kalangan pekerja dan kaum buruh, Partai Perempuan
Indonesia yang mendasarkan diri pada kaum perempuan, Partai Lansia
Indonesia yang bertumpu pada kaum lansia, Partai Buddhis Demokrat
Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Partai Kristen Nasional Indonesia,
dan lainnya yang mendasarkan ciri khas kepartaiannya pada ajaran
agama. Sampai pada partai yang mendasarkan tumpuannya pada
ideologi dan pengaruh dari barat, seperti Partai Hijau (Green Party),
serta Partai Demokrasi Liberal Indonesia. Kesemua partai tersebut
berturut-turut berjibaku dalam menyemarakkan suasana pemilu
demokratis yang kembali hadir kala itu. 69
Namun, kiprah daripada partai-partai pada akhirnya berakhir
dengan kurang baik, mereka sendiri kalah ketika berhadapan dengan
beberapa hal, seperti infrastruktur dan koneksi yang sudah terjalin
dan mengakar sejak lama. Hal ini sendiri dapat terlihat pada kontestan
partai yang sudah ada pada masa pemerintahan sebelumnya, yakni
pada masa kekuasaan Presiden Soeharto, seperti Golongan Karya
(Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta Partai Demokrasi
Indonesia (PDI), dukungan-dukungan dari organisasi agama besar
di Indonesia secara tidak langsung yang dapat terlihat pada Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan
68 Untuk lebih jelasnya mengenai fenomena pemilu pertama di Indonesia pada tahun 1955, Lihat
Herbert Feith, Pemilihan Umum 1955 di Indonesia, Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia,
1999.
69 Andreas Ulfen, “Partai Politik di Indonesia Pasca Suharto : Antara Politik Aliran dan Filipinanisasi”,
Makalah Penelitian pada German Institute of Global and Area Studies No 37, Desember 2006.
dpr.go.id 48