Page 52 - BUKU LIMA - DINAMIKA DAN PERANAN DPR RI DALAM MEMPERBAIKI KEHIDUPAN BERNEGARA PADA ERA REFORMASI 1998-2018
P. 52

Pemilu 1999 dan Pembentukan
                                                                                           Dewan Perwakilan Rakyat
                                                                                                   Pasca Orde Baru




                                                       Seperti diketahui, sampai dengan masa akhir daripada
                                                  periode Orde Baru, yakni pada tahun periode 1992-1997, ABRI masih
                                                  mendapatkan jatah kursi melalui jalur pengangkatan di Dewan
                                                  Perwakilan Rakyat yang merupakan representasi lembaga perwakilan
                                                  kerakyatan di Indonesia. Pada pemilihan umum ke-5 (lima) misalnya
                                                  yang diselenggarakan pada 9 Juni 1992, unsur ABRI masih mengakar
                                                  kuat dengan menjadi salah satu fraksi di parlemen bersama dengan
                                                  anggota-anggota fraksi lainnya. Hal ini kemudian berlanjut ke masa
                                                  setelahnya, dan dapat tercemin melalui susunan pimpinan DPR periode
                                                  1992 sampai dengan 1997 yang terlampir sebagai berikut :
                                                       Ketua          :  Wahono ( Fraksi Karya Pembangunan )
                                                       Wakil Ketua    :  Prof. Dr. John A. Katili
                                                                         ( Fraksi Karya Pembangunan )
                                                       Wakil Ketua    :  Mayjen TNI Soetedjo ( Fraksi ABRI )
                                                       Wakil Ketua    :  H. Ismail Hasan Metareum
                                                                         ( Fraksi Persatuan Pembangunan )
                                                       Wakil Ketua    :  Drs. Suryadi ( Fraksi Demokrasi Indonesia )
                                                       Menyoal banyaknya suara-suara sumbang yang ada kala itu,
                                                  ABRI sendiri tetap tegar dan mulai melakukan beberapa wacana
                                                  guna melakukan perbaikan-perbaikan serta koreksi utamanya dalam
                                                  merespon isu-isu dan wacana mengenai penghapusan konsep daripada

             ...Redefinisi, Reposisi              dwifungsi ABRI tersebut. Akhirnya, setelah melakukan pengkajian
                 dan Reaktualisasi                mendalam selama kurang lebih lima bulan semenjak lengsernya
                                                  Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaannya, ABRI memberikan
                 Peran TNI dalam                  jawaban dengan mengeluarkan buku putih yang berjudul, “ ABRI

             Kehidupan Bangsa...                  Abad XXI : Redefinisi, Reposisi dan Reaktualisasi Peran TNI dalam
                                                  Kehidupan Bangsa“ yang berisi mengenai pokok-pokok reformasi yang
                                                  akan diterapkan dalam tubuh ABRI. Tiga hal yang kemudian  menjadi
                                                  elemen kunci daripada perubahan yang coba dilakukan oleh ABRI
                                                  dalam merespon reformasi tersebut antara lain ialah : (1) pemberdayaan
                                                  kelembagaan fungsional, (2) memerankan TNI sebagai bagian dari
                                                  sistem nasional, dan (3) peran TNI sesuai dengan konsensus nasional. 64
                                                       Hal ini sendiri dapat diejawantahkan sebagai konsep baru yang
                                                  merupakan bagian dari proses reformasi internal didalam tubuh
                                                  ABRI pada saat itu menggantikan konsep lama dimana ABRI menjadi
                                                  alat kekuasaan internal yang bersifat represif. Pada dasarnya, hal
                                                  ini bertujuan untuk mewujudkan ABRI yang profesional, efektif,
                                                  efisien, serta sebagai alat pertahanan nasional di negara Indonesia

                                                  64   Moh. Fajrul Faalakh, dkk, Op.Cit., Hal. 259.




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   45
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57