Page 17 - MAJALAH 106
P. 17
ing itu bukan migasnya, melainkan besar persentase untuk asing? itu kan transaksi eksport-import. Dalam
hanya kontraktornya. Dimana se- tergantung bagaimana kontrak konteks itu, dalam jangka pendek
bagian besar masih dipegang oleh tersebut dibuat, berapa produc- kita harus membangun satu refinery
Pertamina dan dimiliki oleh negara. tion sha ringnya. Bicara tentang dengan kapasitas yang lebih besar
Namun tidak dapat dipungkiri asing production sharing, memang sejak dari Balongan. Itu bisa digunakan
yang bercokol di sektor migas ini dulu ketika kita belum mempunyai untuk mengatasi kebutuhan di In-
dari dulu dan akan bertahan terus kemampuan mendevelop kontrak- donesia Timur.
selama tidak ada keinginan dari Pe- tor-kontraktor asing mendapatkan
merintah untuk mendorong adanya keuntungan yang cukup besar. Me- Jaman Pak Harto dulu ketika me-
perubahan operator ataupun juga reka tentu tidak mau memberikan mutuskan membangun di Balo-
perubahan kepemilikan dan se- kepada kontraktor lokal. ngan, waktu itu semua orang ribut,
bagainya. Karena pertanyaannya namun kenyataannya sekarang kita
adalah apakah Pertamina sudah Meski begitu, tidak benar jika kon- bergantung pada Balongan. Maka
mendevelop ladang-ladang ataupun traktor asing tidak ada manfaatnya jika dibangun satu lagi di Indonesia
minyak-minyak yang kita miliki. sama sekali. Ini developer bersama Timur atau di Sulawesi saya yakin
dan mayoritas untuk kita. Asing kebutuhan BBM untuk Indonesia
Saat ini teknologi tentang per- tidak boleh mendominasi seakan- Timur itu akan diatasi.
minyakan bukan teknologi yang akan dia yang bisa, karena lokal
canggih karena teknologinya hanya partner baik Pertamina maupun Sederhananya begini, lifting kita
begitu saja. Indonesia mampu untuk kontraktor-kontraktor sudah banyak itu sekarang sekitar 870 barel per-
mendevelop dan sekarang Perta- yang bisa, Pertamina harusnya diuji hari, karena kita tidak punya refi-
mina sudah menjadi worldclass atau tetapi kita juga harus memberikan nery, maka sebagian minyak men-
kemampuannya sudah diakui dunia.
Saya tidak sependapat dengan ang-
gapan bahwa perkembangan migas pengawasan kepada Pertamina. tah kita dikirim ke Singapura atau ke
Indonesia berada dalam posisi jalan negara lain. Kemudian diolah oleh
di tempat. Hanya saja, sumur-sumur Bangun Kilang Minyak mereka, inilah yang sebenarnya
baru dalam cadangan yang cukup menjadi persoalan utama. Karena
besar jarang kita develop sendiri. DPR dan Pemerintah telah sepakat itu kenapa kita tidak mengembang-
Saya berharap agar Indonesia bisa untuk membangun refinery (Kilang kan yang ada di Indonesia, pasti
melakukan pengeboran sumur-su- Minyak-red), dan selama ini kita akan membawa benefit yang lebih
mur baru agar bisa meningkatkan hanya punya satu di Balongan. Se- besar untuk kita. Kita harus mem-
lifting migas Indonesia. mentara Singapura saja sudah pu- berikan kesempatan bagi kontrak-
nya dua refinery. Karena kebutuhan tor lokal untuk bisa berpartisipasi.
Saya tidak sependapat jika ada refinery ini cukup besar maka tidak Jika itu diberikan kesempatan seba-
anggapan bahwa hampir sembilan ada pilihan lain Pemerintah harus gaimana dulu Pertamina pernah
puluh lima persen migas kita di- membangun refinery. Sempat ter- mengalami keterpurukan dan seka-
kuasai asing. Sebenarnya namanya fikir jangan-jangan ini tidak diban- rang menjadi perusahaan yang cu-
bagi hasil mayoritas itu sebenarnya gun karena selalu ada orang yang kup disegani di dunia.
buat negara, sisanya asing. Berapa mendapatkan keuntungan melaku-
PARLEMENTARIA EDISI 106 TH. XLIII, 2013 17