Page 19 - MAJALAH 131
P. 19

MAKNA KEHADIRAN ALUN-ALUN BAGI                kepada publik.
              MASYARAKAT SEMAKIN BERGESER APALAGI                “Alun-alun demokrasi itu baik tidak masalah, tetapi yang
             KETIKA TERPAAN KOMERSIALISASI MENDERA             baik belum tentu disikapi oleh masyarakat dengan baik pula.
                                                               Jadi yang paling penting asas transparansi, good governance
             BANGSA INI. ALUN-ALUN YANG SEHARUSNYA             ada disana, itu yang perlu dijelaskan kepada masyarakat. Saya
                                                               betul-betul sangat sedih apapun yang dilakukan DPR selalu di-
              MENJADI RUANG PUBLIK DAN DISEJUMLAH              anggap negatif. Itu menunjukkan ada persoalan di dalam, itu
                WILAYAH BERADA DI LOKASI STRATEGIS             menurut saya,” papar mantan wartawan ini.
                                                                 Kehadiran alun-alun demokrasi ini menurut Taufiqulhadi
                    MENJADI INCARAN PENGUSAHA.                 bukan bagian dari upaya melarang masyarakat untuk berunjuk
                                                               rasa atau berorasi di tempat terbuka lainnya. Gagasan ini tegas
            Pada era perjuangan menumpas penjajahan alun-alun sering   Imam merupakan bagian dari perjalanan demokrasi bangsa
            digunakan para tokoh bangsa seperti Bung Karno untuk   yang terus bergerak dinamis sejak era reformasi dikuman-
            menggelorakan semangat juang rakyat agar jangan menyerah   dangkan. Dengan keberadaan alun-alun ini setiap orang atau
            pada penjajah.
               Kondisi itu pelan tapi pasti berubah seiring perubahan
            rezim serta tatanan ideologi dan pemerintahan yang mengi-
            ringinya. Makna kehadiran alun-alun bagi masyarakat sema-
            kin bergeser apalagi ketika terpaan komersialisasi mendera
            bangsa ini. Alun-alun yang seharusnya menjadi ruang publik
            dan disejumlah wilayah berada di lokasi strategis menjadi in-
            caran pengusaha. Pelan tapi pasti area itu berubah menjadi
            kawasan bisnis.
               “Alun-alun yang telah menempatkan masyarakat di jalur
            yang benar sebagai makhluk sosial, pelan-pelan terkikis. Pub-
            lik akhirnya juga larut dalam budaya konsumerisme, peran so-
            sial mereka ditengah masyarakat semakin pudar,” papar poli-
            tisi dari daerah pemilihan Jateng III ini. Ia kemudian mengajak
            semua pihak belajar pada ketegasan pemerintah di Inggris
            yang berhasil mempertahankan ruang publik sehingga taman
            kerajaan dengan luas mencapai 350 hektar berhasil diperta-  Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi
            hankan. Mereka juga berhasil merawat budaya dan interaksi   sekelompok masyarakat yang datang ingin me nyampaikan as-
            masyarakat di dalam taman yang pada hakekatnya berfungsi   pirasinya, akan difasilitasi tempat dan akan ada petugas yang
            sebagai alun-alun tersebut.                        mendokumentasikan aspirasi tersebut. Seharusnya lanjut dia
                                                               anggota DPR-pun dapat menerima langsung masyarakat yang
            PANGGUNG ASPIRASI                                  sedang menyampaikan aspirasinya.
               Membaca kondisi ini DPR mengusung ide untuk menyiap-  “Jadi kalau mereka ingin pidato menyampaikan aspirasi
            kan kawasan bagi masyarakat untuk berinteraksi, menyam-  cukup di ruang yang namanya alun-alun demokrasi.  Rakyat
            paikan ide, gagaran dan fikiran tentang bangsa. Hutan kota   itu sudah puas jika terfasilitasi penyampaian aspirasinya dan
            yang ada disekitar komplek parlemen Senayan dapat disulap   didengarkan oleh DPR dan pemerintah. Anggota DPR pun ha-
            menjadi taman bagi masyarakat untuk menyampaikan as-  rus bersedia untuk datang ke alun-alun Demokrasi, ketika se-
            pirasi yang disebut dengan alun-alun demokrasi. Selama ini   dang ada penyampaian aspirasi dari masyarakat. Ini juga akan
            masyarakat tidak memiliki ruang khusus untuk berorasi be-  menjadi wadah komunikasi antara anggota DPR dan masyara-
            bas, berunjuk rasa sehingga kegiatan itu akhirnya digelar di   kat,” kata politisi PDIP ini.
            ruang-ruang publik yang kemudian mengganggu ketertiban   Hal ini seharusnya bukan hanya menjadi inisiatif DPR, teta-
            dan merusak fasilitas umum.                        pi dapat dibangun di berbagai daerah. Sehingga ada proses
               Bagi anggota Komisi III dari Fraksi Nasdem Taufiqulhadi   dialog yang intens di tengah masyarakat. Dosen Universitas
            rencana pembangunan alun-alun demokrasi di Gedung DPR   Garut Soviyan Munawar menyebut alun-alun demokrasi se-
            adalah langkah positif yang patut didukung. Namun ia memi-  bagai sebuah wahana, media, momentum melahirkan gagasan
            mta seluruh langkah kerja disampaikan secara transparan dan   dan merespon aspirasi rakyat dengan peran aktif dari pejabat
            berkala kepada masyarakat. Menurutnya sesuatu yang positif   dan lembaga perwakilan rakyat untuk mendengar, menggagas
            kalau tidak dikomunikasikan dengan baik bukan tidak mung-  dan menyatukan tekad dan menampilkan kinerja terbaik bagi
            kin ditangggapi negatif. Dalam era transparansi seperti seka-  pencapaian kedaulatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
            rang ini setiap perencanaan perlu dijelaskan secara terbuka   (AS/IKY) FOTO: IWAN ARMANIAS, JAKA/PARLE/IW



                                                                                          EDISI 131 TH. XLV, 2015  19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24