Page 25 - MAJALAH 142
P. 25
Yang pasti kata politisi dari merembes, pabrikpabrik gula lokal “Sekarang kita benahi, agar semangat
Partai Golkar itu, solusinya adalah ini bisa mati,” katanya. untuk petani tebu menjadi hidup lagi,
bagaimana pemerintah bekerja sama Lili mengatakan pemberdayaan karena Indonesia ini dulu lumbungnya
dengan pabrik gula mencari lahan secara maksimal pabrikpabrik gula gula,”tambah Endang.
sehingga tidak perlu lagi mengimpor lokal. “Karena pabrik gula lokal itu Disisi lahan, ungkap Endang, dirinya
bahan baku raw sugar dari luar negeri. produktivitasnya rendah, tentunya menyoroti banyak lahanlahan yang
“Target swasembada gula harus kita akan lebih suka kalau industri gula perlu dibenahi, pasalnya sekarang lahan
tercapai dengan cara kita perluas lokal itu berkembang. Harapannya banyak disulap menjadi Mall, “Ini kan
lahan kita dan meningkatkan sebenarnya kita ingin swasembada juga godaangodaan untuk menjual
produktifitas lahan kita sehingga gula,” tegasnya. lahan, oleh karena itu, pemerintah
produksi gula dari tiap ha menjadi Sementara itu, Anggota Komisi VI wajib untuk sosialisasi dan memberikan
lebih meningkat lagi,” tegasnya. lainnya, Endang Srikarti mengatakan suatu pelarangan ijin untuk pengeringan
bahwa ketentuan rafinasi raw
sugar itu pertama industriindustri
yang besar, seperti industri minuman
dan pangan, kedua, diperuntukan
untuk pertanian dimana diwajibkan
membuat lahan terlebih dahulu untuk
bibitnya.
“Idealnya dari UU ketentuannya
seperti itu, tetapi lama kelamaan
aturan itu tidak dilakukan, sehingga
Komisi VI DPR RI membuat Panja
untuk mengetahui, mengaudit mana
yang kurang pelaksanaannya,” kata
Endang.
Namun, Endang menjelaskan,
dilapangan Panja menemukan, bahwa
sampai sekarang, petani justru gulung
foto : Runi/iw tikar dan tidak diperhatikan. “Nah ini foto : Runi/iw
yang perlu disosialisasikan dengan
keadaan rafinasi raw sugar yang
Anggota Komisi VI DPR RI Lili Asdjudiredja peruntukannya untuk itu, bukan dijual Anggota Komisi VI DPR RI Endang Srikarti
dipasaran. Lebihlebih yang namanya
kiloan, padahal yang untuk industri
Soal raw sugar atau gula mentah, sawah dijadikan mall,”pungkasnya.
Anggota Komisi VI Lili Asdjudiredja pangan dan minuman saja harus Lebih lanjut, Endang pun
mengatakan raw sugar menurut minimal 50 kg dalam 1 sak. Tidak menghimbau kepada pemerintah
ketentuan yang berlaku harus ada boleh diparsialkan,” tegas Endang. untuk memberikan benih dan
rekomendasi dari Kementerian Selanjutnya, tambah Endang, pupuk secara gratis atau pinjaman,
Perindustrian untuk disampaikan ke kita juga harus bekerjasama dengan “Pemerintah jangan pelit beri benih
Dirjen Perdagangan Luar Negeri. perdagangan untuk stop impor. termasuk pupuk, misalnya juga
“Kita ingin terus terang saja, “Kita harus berani mengatakan stop! pinjaman untuk sementara, nanti
banyak sekali gulagula rafinasi Beras saja dengan Mendag sekarang pada saat panen diangsur. Nah ini
berdampak ke pasar. Oleh karena Pak Enggar berani untuk menyetop, kan terobosan, supaya kita dapat
itu kami mau tahu alur rafinasi ini,” kenapa gula tidak berani, khususnya merangsang petani,”terangnya.
ujarnya. untuk pengecer,” tegasnya. Lalu, saran Endang, pemerintah
Yang dikhawatirkan, lanjut Lili, “Kalau memang untuk pangan juga perlu lakukan sosialisasi di
jangan sampai terjadi raw sugar dan minuman kita masih banyak media massa seperti TV, “Nah di
diimpor kemudian diproses jadi kekurangan, boleh lah (imporred) TV itu nanti coba disosialisasikan,
rafinasi kemudian merembes tapi tetap ada standarisasi kebutuhan jangan hanya anggota dewan yang
kemanamana. “Sedangkan rafinasi bukan dipaksakan, nanti malah mensosialisasikan ke daerahdaerah.
itu biasanya dipakai untuk industri importerimporter ini yang menjadi Bagusnya lagi koordinasi dengan kami
makanan dan minuman. Kalau itu rajanya,” lanjut Endang. anggota dewan,” ujarnya. n (nt)
PARLEMENTARIA l EDISI 142 TH. XLVI - 2016 l 25