Page 24 - MAJALAH 142
P. 24
PENGAWASAN
Perbaiki Produksi
dan Tata Niaga Gula
Indonesia pernah Kalau di negara lain itu ratarata
menjadi salah satu produksi 10 ton gula per ha sementara
eksportir gula terbesar di Indonesia sendiri hanya 8 ton per
di dunia pada masa ha ,” katanya.
Menurut dia, harus ada perbaikan
penjajahan Belanda (1930- mulai dari pemupukan, bibit dan
an). Tanah yang subur, kredit untuk petani tebu. “Jadi kita
ketersediaan lahan yang perbaiki dari sisi produksi targetnya.
mencukupi dan jumlah Kita menaikkan produksi menjadi 10
tenaga kerja sepadan ton per ha. Kita perbaiki sisi produksi
dapat dimaksimalkan sambil memperluas lahan untuk tebu
kita,” ujarnya.
dengan baik oleh kolonial Belum lagi dilihat dari sisi tata
untuk menjadikan niaga, menurut dia, karena gula
bangsa Indonesia sebagai dikuasai oleh kelompokkelompok
produsen gula andal di tertentu, misalnya gula rafinasi, hanya
foto : Runi/iw barang mentah kemudian diolah
eranya ada beberapa pabrik yang mengimpor
menjadi gula lebih baik dari gula
Anggota Komisi VI DPR RI Eka Sastra Kristal di Indonesia.
“Belum lagi pabrik gula lain,
sehingga menyebabkan harga
amun keadaan saat ini per tahun. Artinya ada kebutuhan gula kita menjadi mahal. Ini mahal
sang a tlah berbe da. sekitar 2,5 sampai 3 juta ton per tahun mungkin karena rantai produksi yang
Indonesia tidak mampu kebutuhan gula kita,” kata Eka Sastra panjang atau ada permainan kartel di
Nme mpe r tahan kan kepada Parlementaria, di Gedung DPR dalamnya,” katanya.
rep utasinya sebagai salah satu negara RI, Jakarta, barubaru ini.
pengekspor gula terbesar di dunia. Dengan kondisi seperti itu, lanjut
Bahkan lebih buruk lagi, produksi Eka Sastra, pilihannya sangat terbatas
gula dalam negeri tidak mencukupi dan dilematis. Pilihannya adalah tidak
kebutuhan nasional sehingga mengimpor gula yang kemudian
menjadikan Indonesia sebagai akan terjadi kelangkaan gula yang Jadi kita perbaiki dari
pengimpor gula. Kondisi ini tentu berdampak akan melambungnya sisi produksi targetnya.
saja sangat disayangkan. Pemerintah harga gula di pasaran, atau melakukan
belum mampu merealisasikan salah impor gula dengan resiko mematikan Kita menaikkan produksi
satu program unggulannya untuk kedaulatan para petani gula. menjadi 10 ton per ha.
mewujudkan Indonesia swasembada. Eka Sastra mengatakan ada yang Kita perbaiki sisi produksi
Anggota Komisi VI DPR RI dari salah dari sisi produksi gula yang
Fraksi Partai Golkar Eka Sastra dianggapnya tidak efisien, diantaranya sambil memperluas lahan
mengatakan dari data yang ada, jumlah lahan yang semakin sedikit untuk tebu kita.
kebutuhan gula dilihat dari kebutuhan ditambah biaya pupuk yang mahal
dan pasokan sangat tidak berimbang. dan tidak unggul.
“Supply kita hanya 2 juta ton, “Terlalu banyak masalah sehingga
sementara demand kita 56 juta ton produksinya jadi tidak maksimal.
24 l PARLEMENTARIA l EDISI 142 TH. XLVI - 2016

