Page 48 - MAJALAH 100
P. 48
PROFIL
Ketua DPR RI Marzuki Alie melantik Mohamad Sohibul Iman menjadi Wakil Ketua DPR RI.
Bila di kabupaten masih banyak ditemukan pemain bola yang ikut masuk ke tim Belanda di zaman
hamparan sawah yang hijau membentang, di tengah kolonial Hindia Belanda.
kota tak banyak ditemukan. Hanya beberapa petak
sawah saja yang ada. Nah, di tengah kondisi kota Memasuki usia sekolah, Iman kecil kali pertama
seperti itulah bayi mungil iman dibesarkan. Iman kecil bersekolah di SD Negeri Jajaway, Tasikmalaya. Setiap
tumbuh di tengah keluarga religius. Kakek Iman dari pagi ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki, karena
garis ibu adalah orang yang sangat konsen dengan lokasi sekolahnya tidak jauh dari kediamannya. Rumah
tradisi Nahdhatul Ulama (NU). keluarga Iman dekat dengan alun-alun kota dan kantor
bupati. Semasa duduk di SD, Iman adalah siswa yang
Sang kakeklah yang justru getol memerintahkan cerdas. Tidak saja menjadi kebanggaan orangtuanya,
Iman kecil untuk mengaji dan belajar salat. Iman tapi juga kebanggaan sekolahnya.
kecil pun tumbuh menjadi anak yang cerdas dan
rajin mengaji. Ia biasa mengaji dan belajar agama Dari sejak duduk di kelas 1 hingga kelas 6 SD,
di masjid dekat rumahnya. Sementara kakek dan Iman selalu menjadi juara kelas bahkan pelajar
nenek dari garis ayah merupakan aktivis organisasi teladan di sekolahnya. Saat jam istirahat jadi hal
Persatuan Ummat Islam (PUI) di Jawa Barat. Sementara yang menyenangkan bagi Iman dan sahabat-sahabat
sang ayah sendiri aktif dalam pengajian-pengajian kecilnya di sekolah. Ia biasa memanfaatkannya
Muhammadiyah dan Persis (Persatuan Islam). untuk bermain. “Bila istirahat, mungkin itu bagian
dari fragmen hidup yang sangat indah. Memadukan
Masa kecil Iman sepenuhnya dihabiskan di kota sekolah dengan main. Enggak bikin stress,”
Tasik. Ia suka sekali bermain dan bercengkrama ungkapnya.
dengan sahabat-sahabat kecilnya. Bermain gasing,
gatrik, badminton, dan sepak bola adalah favoritnya di Tahun 1979, Iman lulus SD dan melanjutkan
masa kecil dahulu. Ia begitu riang bermain. Senangnya sekolahnya ke SMP Negeri 1 Tasikmalaya, dekat
mengingat masa kecil di kota Tasik. “Dulu yang saya alun-alun kota. Setiap hari ia juga harus berjalan kaki
sering mainkan gasing, gatrik, bola. Kenapa bola, menuju sekolah. Lagi-lagi semasa di SMP, Iman tetap
karena hampir semua kakak saya pemain bola juga,” menjadi kampiun di sekolahnya dengan menjadi
cerita Iman, mengenang masa kecil. pelajar teladan. Teman-teman sekolahnya sempat
menjulukinya kutu buku, karena tak pernah jauh dari
Sementara untuk urusan bermain badminton, Iman buku. Betapa pun dijuluki kutu buku, tapi Iman kecil
mengaku menyukainya hingga kini. Dahulu, kakeknya tetap senang bermain.
pernah membuatkan lapangan badminton untuk
cucu-cucunya. Hampir setiap hari di depan rumah Bersama teman-temannya ia suka sekali mencari
kakeknya itu, penuh dengan warga yang ikut bermain belut di tengah sawah. Berenang di sungai yang
badminton. Bahkan, kakeknya juga pernah menjadi jernih juga jadi kesenangannya. Tertawa riang sambil
48 PARLEMENTARIA EDISI 100 TH. XLIII, 2013