Page 31 - MAJALAH 122
P. 31

“Ini yang harus kita cermati, bagaimana perubahan UN   paling penting adalah kepedulian pemerintah terhadap
            sebagai alat kelulusan menjadi salah satu bukan alat ke-  pendidikan, bukan hanya memberikan anggaran sebe-
            lulusan itu kemudian tidak menurunkan semangat be-  sar 20% dari APBN, tapi bagaimana implementasinya di
            lajar anak. Selain itu, mudah-mudahan suasana belajar   lapangan,” jelas Dadang.
            itu dapat dibuat senyaman mungkin, dan anak didik ti-
            dak diberikan beban yang berat yang justru akan mem-  Beban berat kepada anak didik pun diberikan oleh pe-
            buat kreatifitas mereka hilang,” jelas Dadang.     jabat daerah. Dadang menemukan, ada beberapa kepala
                                                               daerah yang kemudian memberikan beban kepada Di-
            Ia menilai, jika suasana belajar penuh dengan beban   nas Pendidikan maupun dinas terkait agar kelulusan
            berat, dan membuat anak tidak nyaman, jangan per-  bisa 100 persen. Setiap daerah berlomba-lomba agar
            nah berharap ke depannya akan menghasilkan generasi   angka kelulusannya tinggi dan 100 persen.
            yang penuh dengan kreatifitas. Sehingga, ketika UN
            tidak dijadikan sebagai satu syarat kelulusan, Dadang  “Sehingga yang terjadi, muncul beberapa kasus soal
            optimis prestasi anak akan semakin lebih baik. Karena   bocor, kemudian kerjasama anak didik ketika UN yang
            selama ini, setiap tahun anak didik berhadapan de ngan   dibiarkan oleh pengawas. Efek bola saljunya, UN men-
            suasana batin yang cenderung berat karena harus ber-  jadi sesuatu yang menanamkan benih-benih ketidakju-
            hadapan dengan UN, dimana ada rasa pesimis tidak   juran. Yang akhirnya seakan-akan bisa menghalalkan
            bisa lulus.                                        segala cara, karena adanya target yang memberatkan
                                                               sekolah maupun anak didik,” kecewa Dadang.
            “Ketika hasil UN muncul, dan ternyata hasilnya kurang
            memuaskan itu dapat disebabkan oleh faktor yang be-  Dadang menilai, kekhawatiran itu bisa diminimalisir
            rada di sekitar siswa itu sendiri, misalnya siswa itu ma-  dengan adanya pengendalian dengan benar yang di-
            las untuk belajar. Kemudian kurikulum yang berlebi-  lakukan oleh semua pelaku pendidikan. Pejabat yang
            han, sehingga tidak sepadan dengan kemampuan guru   lebih tinggi dan masyarakat, melalui Komite Sekolah
            dan anak didik. Berikutnya terkait sarana dan prasa-  bisa menilai bagaimana kinerja guru, bahkan kinerja
            rana yang tidak menunjang proses belajar mengajar.   sekolah. Seluruh stakeholder harus terlibat, agar keju-
            Banyak hal yang perlu mendapat perhatian. Dan yang   juran UN dapat dapat dimaksimalkan.







            “Nantinya, ketika hasil UN sudah   ruan tinggi. Misalnya dengan me-  “Kalau misalnya, untuk masuk per-
            keluar, dan ternyata hasil UN di   lihat hasil ujiannya, apakah sekolah   guruan tinggi itu bisa dengan cara
            sekolah itu sangat jelek, namun   ini menerapkan standar kelulusan  setahun sebelumnya anak-anak su-
            anak didiknya lulus semuanya, itu   yang benar? Kalau ternyata angka-  dah boleh diseleksi masuk ke per-
            kan  nantinya  harus  ada  punish­  angka hasil UN yang diberikan cu-  guruan tinggi, atau harus memiliki
            ment, misalnya dengan menurun-    kup bagus tapi hasil UN sebenarnya   nilai tinggi, tetapi ternyata hasil UN
            kan akreditasi sekolah yang ber-  jelek, ini kan juga jomplang sekali.   tidak memenuhi syarat tersebut,
            sangkutan,” tegas Sofyan.         Ini juga bisa membuat si anak terse-  tapi bisa ditambah dengan adanya
                                              but tidak bisa masuk ke perguruan   aspek wawancara dan sebagainya.
            Politisi asal Dapil Sumatera Utara I   tinggi,” tegas Sofyan.       Harus ada koordinasi dan kerjasa-
            ini menambahkan, perguruan tinggi                                   ma yang baik,” imbuh Sofyan.
            juga lebih ketat dalam menerima  Sofyan meminta, soal hasil UN
            calon mahasiswanya. Perlu dicek,   yang menjadi salah satu syarat   Di akhir wawancara, Sofyan me-
            nilai hasil UN-nya bukan dari hasil   masuk perguruan tinggi ini harus   ngatakan, anggaran sebesar Rp 650
            kecurangan sekolah yang “bermain”   ada koordinasi antara Kemendik-  miliar yang sudah dikeluarkan un-
            dengan standar kelulusan. Apalagi,   bud dengan Kementerian Riset,   tuk biaya pelaksanaan UN jangan
            hasil UN juga menjadi syarat untuk   Teknologi dan Pendidikan Tinggi.   sampai sia-sia. Ia berharap, pelak-
            masuk perguruan tinggi.           Kedua Kementerian harus sepakat   sanaan UN dapat berjalan dengan
                                              mengenai mekanismenya, sehingga  benar dan serius, serta sesuai de-
            “Punishment juga bisa dengan me-  anak didik dapat menyiapkan dari   ngan tujuan dan fungsinya. (sf,ss)
            nyeleksi lebih ketat, ketika pelajar   jauh hari.
            itu akan melanjutkan ke pergu-



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 122 TH. XLV, 2015  31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36