Page 51 - MAJALAH 122
P. 51

enangan masa kecil dihabis-  dianugrahi Bintang Grilya dari
                  kan di Palembang. Lalu ada   peme rintah atas jasanya dalam
            Kromantika menjadi aktivis  perjua ngan kemerdekaan. Ia anak
            kampus di Bandung. Dan terakhir,  Pangeran Raksa Wiguna di Palem-
            menjadi seorang profesional di Ibu  bang.
            Kota Jakarta. Tiga kota itu menyim-
            pan nostalgia yang menarik dalam  Sementara sang isteri adalah anak
            perjalanan hidup seorang Hafisz. Ia  dari seorang kepala penjara sejak
            sosok yang sangat religius dan cer-  zaman Belanda hingga sekitar ta-
            das. Kali pertama menjadi anggota  hun 1955. Sang istri aktif dalam
            DPR, politisi PAN ini, langsung di-  kegiatan Palang Merah Remaja di
            percaya memimpin Komisi VI yang  masa revolusi kemerdekaan. Tohir
            membidangi perdagangan, industri,   Achmad sendiri seorang camat. Di
            BUMN, investasi, koperasi/UKM,  Palembang, ia membangun keluarga
            dan BUMN.                         besar. Bersama istri tercinta ia se-
                                              dang menanti kelahiran anak kese-
            Anak Seorang Camat                puluhnya.

            Palembang, Sumatera Selatan, 1966.   Fajar telah menyingsing, menga-
            Infrastruktur jalan sudah memadai  wali hari di kota yang terkenal den-
            waktu itu. Kota sudah ramai de ngan  gan pempek ini. Mentari menyinari
            aktivitas perdagangan. Para sau-  kota dengan anggunnya. Pagi itu,
            dagar Palembang terkenal hingga  tangis bayi memecah kesunyian di
            ke negara-negara tetangga. Televisi,   RS Charitas, sebuah rumah sakit
            barang pecah belah, hingga pakaian  swasta berkualitas di Palembang.
            produk asing mudah didapat di kota  Dibantu seorang suster keturunan
            ini lewat praktik penyelundupan.  Cina-Belanda, proses persalinan
            Para Penyelundup (smuggler) biasa  berjalan lancar. Rasa syukur tiada   lit didapat termasuk susu. Ibunda
            menjajakan barang-barang impor di   henti terucap atas kelahiran bayi   Hafisz kewalahan memenuhi kebu-
            pelabuhan dan pasar.              mungil laki-laki. Kalender yang ter-  tuhan nutrisi untuk Hafisz kecil dan
                                              gantung di dinding menunjukkan 10   adiknya yang selalu berebut susu.
            Sementara itu di perkampun-       Juni 1966.                        Sampai akhirnya, sang ibu membuat
            gan,  kualitas  hidup  masyarakat-                                  susu dari air tajin (air hasil menanak
            nya kurang memadai, termasuk di   Tohir Achmad sendiri tak mendam-  nasi) untuk memenuhi kebutuhan
            kampung Jejawi, Ogan Komering     pingi sang istri saat persalinan,   susu anak balitanya. Air tajin itulah
            Ilir, 42 km dari kota. Mayo ritas pen-  karena sedang mengikuti pendidik-  yang kerap diberikan kepada Hafisz
            duduknya berprofesi sebagai ne-   an di Bandung. Bayi kecil ini diberi   kecil, karena harus mengalah pada
            layan. Konon, Jejawi adalah tempat  nama Achmad Hafisz Tohir. Hafisz   adiknya.
            pelatihan Sultan Amangkurat di era   kecil hidup di tengah keluarga religi-
            penjajahan Belanda. Adalah Muham-  us dan sederhana. Setelah kelahiran   Begitulah  perjuangan ibundanya
            mad Tohir Achmad, asli penduduk   Hafisz masih ada dua adiknya yang   membesarkan putra-putrinya dalam
            Jejawi yang kemudian tinggal di   lahir kemudian. Jadi, Hafisz adalah   kesulitan. Ibundanya kadang mem-
            Kota Palembang bersama istri ter-  anak kese puluh dari 12 bersaudara.   bantu ekonomi keluarga dengan
            cinta Siti Aisyah, wanita dari Ogan  Ia juga anak laki-laki terkecil, karena   berdagang kain batik dan songket,
            Komering Ulu.                     dua adiknya adalah perempuan. An-  karena penghasil an sang ayah tak
                                              tara kelahiran Hafisz dan adiknya   cukup untuk memenuhi kebutu-
            Kediaman Tohir Achmad di Jejawi   begitu dekat hingga ibundanya sem-  han hidup keluarga. Iskandar, sang
            pernah disinggahi mendiang Pre-   pat kewalahan.                    kakaklah yang selalu mendampingi
            siden Soe karno pada 1963-1964.                                     ibundanya berdagang. Dan Iskandar
            Waktu itu Bung Karno ingin menu-  Syahdan, tahun 1960-an Indonesia   kini menjadi Bupati Ogan Kome-
            ju Jakarta dari Bengkulu melewati   sempat diembargo karena keluar   ring Ilir. Karena Hafisz adalah anak
            jalur darat dan singgah sejenak di   dari PBB dan sedang berkonfron-  laki-laki terkecil di keluarga, ia selalu
            kediamannya. Tohir Achmad sen-    tasi  dengan Malaysia.  Akibatnya   mendapat perhatian lebih dari ibun-
            diri adalah veteran pejuang 45 dan  barang kebutuhan sehari-hari su-  danya.



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 122 TH. XLV, 2015  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56